4 Fakta Menarik di Pilkada Majene
Oleh: A.Acho Antara
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 telah memasuki tahap massa kampanye. Fakta-fakta di lapangan terungkap, pesta demokrasi event lima tahunan ini memiliki beragam keunikan.
Salah satu keunikannya adalah pembatasan para kandidat menghadirkan massa dalam jumlah banyak atau hanya dibatasi 50 orang pada kegiatan kampanye dialogis terbatas. Tak ada lagi kampanye akbar. Kondisi itu tentu bakal marak kegiatan kampanye secara online. Hal ini dilakukan guna menghindari terjadinya kerumanan pada masa pandemi Covid-19.
Khusus untuk Pilkada Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, terdapat beberapa fakta unik yang sempat terangkum oleh penulis pada, Jum’at, 02/10/2020..!! Berikut ada empat (4) fakta baru di Pilkada serentak tahun ini…
1. Pilkada Majene Pertama Kalinya Diikuti Dua Pasangan Calon
Momentum pilkada Majene tahun ini telah memasuki tahapan kampanye setelah KPU menetapkan kedua pasangan calon resmi terdaftar sebagai peserta calon kepala daerah. Sejak gelaran pilkada dilaksanakan pada tahun 2001, maka ini adalah pilkada yang hanya diikuti dua paslon saja yakni pasangan nomor urut satu Patmawati-Lukman (Palu) dan pasangan calon nomor urut dua, Andi Achmad Sukri Tammalele bersama Arismunandar Kalma.
Patmawati maju di Pilkada Majene menggantikan posisi suaminya Fahmi Massiara yang gagal melewati tahapan tes kesehatan. Kubu petahana Fahmi-Lukman, merubah komposisi calon bupati dengan mengusung Patmawati yang selama ini dikenal berprofesi pendidik dengan jabatan terakhir selaku ASN alias Kepala Sekolah (Kasek) SMP di daerah itu.
2. Perempuan Kedua Maju Selaku Calon Bupati
Figur Patmawati maju di Pilkada Majene adalah perempuan kedua yang berani maju selaku calon bupati. Dulu di Pilkada tahun 2006, ada juga figur perempuanĀ maju di pilkada Majene, Dra.Hj Hamdana Tashan dan akhirnya kalah dari pesaingnya. Saat itu, terdapat empat paslon dan akhirnya pasangan H Kalma Katta- Itol Syaiful Tondra terpilih untuk periode 2006-2011.
Figur Kalma Katta menjadi salah satu sosok kharismatik yang jauh sebelumnya diprediksi mampu menghentikan langkah calon petahana. H.M.Darwis. Prediksi itu rupanya tak meleset dan memaksa bupati petahana yang berkuasa dari tahun 2001-2006, harus turun tahta di tahun 2006.
3. Munculnya Arismunandar Salah Satu Figur Termuda Maju di Pilkada
Putra dari mantan bupati Majene H Kalma Katta yakni Arismunandar menjadikan dirinya selaku anak muda pertama di Majene maju di ajang kompetisi pilkada, walaupun harus berhenti karirnya di birokrasi. Arismunandar saat ini baru menapaki usia 35 tahun, tentu cukup berani karena menghadapi kekuatan petahana. Seiring berjalannya waktu, Arismunandar Kalma kian memikat hati para pemilih dari kaum generasi Millenial di Bumi Assamallewung ini.
Arismunandar Kalma berpasangan calon bupati, Andi Achmad Sukri Tammalele selaku mantan Sekda Majene, yang juga memilih pensiun dini sebagai bentuk perjuangannya di Pilkada tahun ini.
4.Kampanye Digelar Terbatas Karena Pandemi Covid-19
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah membuat aturan terkait pagelaran Pilkada di masa pandemi Covid-19. Di mana kerumunan, iring-iringan tak diperbolehkan. Khusus di fase kampanye, masih diperbolehkan adanya tatap muka dengan pembatasan selama kegiatan kampanye secara media daring tak bisa dilakukan.
Misalnya jika ada pasangan calon tertentu yang terkendala untuk melakukan pertemuan terbatas melalui media daring lantaran daerahnya kurang memadai untuk jangkauan internet, maka pertemuan tatap muka secara langsung bisa dijalankan oleh pasangan tersebut dengan pembatasan yang ditetapkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 13 Tahun 2020.
Pembatasan jumlah yang hadir pada kampanye dialogis ini, tentu dibutuhkan kreativitas dari masing masing calon agar bisa mensosialisasikan jagoan mereka di 82 desa/kelurahan dari delapan kecamatan yang ada di Majene.***