Aksi Pemecatan Satpam dan Sopir di Majene Jadi “Buah Bibir”
Majene – Jika selama ini kebanyakan di beberapa daerah melakukan pemecatan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat dampak pandemik virus corona.
Wabah corona membuat banyak perusahaan mengalami kesulitan, termasuk startup rental skuter listrik yang memecat ratusan karyawan dan sempat jadi sorotan lantaran melakukannya melalui aplikasi Zoom.
Startup bernama Bird itu menggelar PHK 400 karyawan atau sekitar 30% dari total pegawai. Karena banyak karyawan itu berada di rumah dalam rangka turut serta meminimalisir penularan COVID-19, Bird yang berbasis di California ini melakukan PHK dalam sesi selama 2 menit di Zoom.
Hal berbeda yang terjadi di daerah Majene. Kabar Pemecatan satpam RS pun jadi buah bibir ditengah masyarakat Majene. Pemecatan terjadi lantaran satpam RS berani mencegat istri seorang pejabat penting di daerah itu. Oknum satpam ini mempersulit istri penguasa karena alasan menjalankan protap atau aturan jam besuk bagi keluarga pasien.
Pascah kejadian itu, anggota Satpam ini dikabarkan telah di PHK oleh pihak RS y as ng diduga atas trkanan istri pejabat penting di daerah itu.
Hanya berselang beberapa pekan, kembali ada isu yang menjadi bahan pergunjingan ditengah masyarakat Majene. Upaya pemecatan itu setelah sang suami yang juga pejabat tinggi di Majene tertekan oleh perintah permaisuri agar sang sopir perbangkan dipecat karena berani nyinyir di media sosial.
Sopir perbangkan ini dianggap mencemarkan nama baik sang “permaisuri” yang berani lantang mengumbar kritikan kepada istri penguasa. Namun, pimpinan lembaga perbangkan ini rupanya tetap saja memakai jasa sang sopir karena alasan tak punya otoritas untuk memecat karyawan itu.
Sikap yang dilakukan pemimpin itu cerminan kepribadian yang menyisakan stigma pemimpin otoriter. Tak heran, jika gaya kepemimpinan itu kini mendapat perlawanan dari rakyatnya sendiri. ***
Penulis: Aco Antara
Produksi: by media sulbar.com