BPS; Nilai Tukar Petani Sulbar Turun

Mamuju – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di wilayah Provinsi Sulawesi Barat pada Desember 2016 sebesar 107,70 atau turun sekitar 0,84 persen dibandingkan kondisi November sebesar 108,61.

“Ada beberapa komponem yang memicu turunnya Nilai Tukar Petani di Sulbar sehingga menyebabkan terjadinya inflasi,” kata Kepala BPS Sulbar, Suntono di Mamuju, Selasa.

Menurutnya, beberapa komponem yang dimaksud diantaranya Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 100,94, Subsektor Hortikultura (NTP-H) 107,25, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 115,00, Subsektor Peternakan (NTP-T) 104,74 dan Subsektor Perikanan (NTN) 101,41. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 105,03 dan 95,05.

Suntono menyebutkan, inflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada Desember 2016 sebesar 0,82 persen secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 1,44 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,45 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,50 persen.

Kemudian kata dia, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,10 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,02 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,25 persen. Sementara itu, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami deflasi sebesar 0,11 persen.

“Inflasi di daerah perdesaan terjadi di 29 provinsi di Indonesia, tertinggi di Kalimantan Tengah sebesar 1,26 persen dan terendah di Sulawesi Tenggara sebesar 0,04 persen,” jelasnya.

Sementara itu, empat provinsi mengalami deflasi perdesaan, tertinggi di Gorontalo sebesar 0,56 persen dan terendah di Sulawesi Utara sebesar 0,15 persen. Sulawesi Barat menempati urutan ke enam dari 29 provinsi yang mengalami inflasi perdesaan.

“Untuk skala nasional, NTP bulan Desember 2016 sebesar 101,49 meningkat sebesar 0,18 persen dibandingkan bulan November 2016, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,42 persen,” jelasnya.**

Rekomendasi Berita

Back to top button