Bupati Majene Ajak Warganya Jaga dan Lestarikan Tradisi Maulid
MAJENE – Bupati Majene Andi Achmad Syukri Tammalele kembali mengajak warganya agar bisa menjaga dan melestarikan tradisi Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dipusatkan di Salabose, Kelurahan Pangali-Ali Kecamatan Banggae, Minggu, 15/9/2024.
Peringatan Maulid Nabi di Salabose merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Acara ini dihadiri oleh masyarakat dalam jumlah besar yang antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
Bupati Majene, Andi Achmad Syukri, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan Maulid ini merupakan wujud kecintaan umat kepada Nabi Muhammad SAW.
Melalui momentum ini juga melakukan muhasabah, memperbaiki diri serta ajang refleksi dan pencerahan dalam meneladani perilaku Rasulullah.
“Tradisi Maulid di Salabose juga merupakan bentuk pelestarian budaya kita, dan semoga kita semua mendapatkan syafaat dan rahmat dari Rasulullah. Saya mengajak seluruh masyarakat untuk memperbanyak shalawat serta berkolaborasi dalam membangun Majene dua kali lebih baik,” tutup Andi Achmad Syukri
Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur Bahtiar juga mengikuti prosesi Maccobbo, yaitu pawai benda-benda pusaka yang memiliki nilai sejarah dan spiritual tinggi bagi masyarakat. Beberapa di antaranya adalah mushaf Al-Qur’an tulisan tangan peninggalan Syekh Abdul Mannan, bendera Kerajaan Banggae bernama “I Macang,” serta keris pusaka peninggalan Tomakaka (raja) di Poralle.
Bahtiar mengungkapkan rasa syukurnya dapat hadir di tengah masyarakat Salabose dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Saya secara pribadi, maupun sebagai penjabat gubernur Sulawesi Barat, merasa bangga dan hormat kepada masyarakat Majene, khususnya Salabose, yang telah menjaga tradisi ini. Tradisi seperti ini harus dipertahankan dan dikembangkan,” ujar Bahtiar.
Lebih lanjut, Bahtiar mendukung gagasan menjadikan Salabose sebagai kawasan wisata religi. Menurutnya, kawasan ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata religi yang tidak hanya milik Sulawesi Barat, tetapi juga milik bangsa Indonesia.
“Saya setuju jika program ini segera diwujudkan. Salabose bukan hanya milik Majene atau Sulbar, tetapi juga menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Karena itu, tempat ini perlu dikembangkan sebagai destinasi wisata religi,” tegasnya.***
Penulis Aco Antara
.