Carlo: Sulawesi Perlu Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Mamuju – Penjabat gubernur Sulawesi Barat, Irjen Pol Carlo Brix Tewu, mengemukakan, wilayah Sulawesi perlu percepatan pembangunan infrastruktur dalam rangka mendukung konektivitas antar wilayah Regional Sulawesi melalui Pembangunan Rel Kereta Api Trans Sulawesi yang telah dimulai melalui Trase Makassar-Pare-pare.
Hal ini dikemukakan, Penjabat Gubernur Sulbar, Carlo B Tewu saat menyampaikan sambutan pada Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional Sulawesi Tahun 2017 yang berlangsung di Ballroom Hotel Maleo Mamuju, Selasa.
Dihadapan Sekjen Kemendagri dan undangan lainyya, Carlo menyebutkan, sejak tahun 2014, telah dilaksanakan groundbreaking dan telah memasuki tahap pelaksanaan konstruksi badan jalur kereta api sepanjang 30 km di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan.
Selain pembangunan kereta api Sulawesi, pembangunan jalan dan jembatan antar provinsi juga merupakan hal yang perlu ditingkatkan dalam rangka mendukung konektivitas antar wiilayah. Salah satunya, adalah ruas Salubatu-Mambi-Malabo-Mamasa-Toraja Utara (Batas Sulsel) yang ada di Provinsi Sulbar dan merupakan wilayah pengembangan strategis dari Mamuju-Makale-Palopo-Kendari-Bau-bau-Wangi-Wangi sepanjang 124,71 km dengan kondisi jalan saat ini kurang lebih 38 persen dalam kondisi mantap dan tidak mantap kurang lebih 62 persen.
“Ruas jalan ini merupakan penghubung antara kabupaten dan antar provinsi yang merupakan sentra-sentra produksi pertanian dan perkebunan serta menghubungkan Kabupaten Mamasa sebagai destinasi Pariwisata di Sulawesi Barat dengan Kawasan Strategis Nasional Tana Toraja,”kata Carlo.
Carlo mengemukakan, Provinsi Sulbar sebagai provinsi termuda di Sulawesi memiliki kekayaan alam serta potensi yang sangat melimpah, beberapa potensi unggulan yang yang ada di Sulbar antara lain, kakao dengan luas areal sebesar 15,69 ribu hektar dimana produksi sebesar 83,56 ton.
Hal itu kata dia, tentunya akan terus dioptimalkan melalui program kakao berkelanjutan dari pemerintah pusat. Selain itu, juga terdapat komoditas sawit dengan lauas areal sebesar 61,2 hektar ribu hektar dengan produksi sebesar 797,7 ribu ton pada tahun 2015.
Carlo juga menyampaikan, dalam upaya untuk semakin meningkatkan kinerja pembangunan di Sulbar, pemerintah saat ini telah mengupayakan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)Belang-belang Mamuju dengan luas kawasan sekitar 1.255 hektar. KEK Belang-belang nantinya akan teritegrasi dengan berbagai fasilitas infrastruktur pendukung lainnya seperti PLTU dengan kapasitas 50 MW, Bandara, Pelabuhan Belang-belang, Pelabuhan Perikanan Nusantara Palipi, Jalan Trans Sulawesi, serta rencana jaringan kereta api Sulawesi yang akan melalui KEK Belang-belang.
“Pengembangan KEK diharapkan segera dapat terealisasi dan masuk dalam agenda penetapan Kawasan Ekonomi Khusus nasional sehingga nantinya keberhasilan dalam pengembangan KEK secara riil akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui percepatan investasi dan optimalisasi industri yang pada gilirannya dapat memperluas lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berdasar hal tersebut, diharapkan Pemerintah Pusat memberikan perhatian lebih untuk pembangunan Sulawesi, mengingat potensi dan capaian pembangunan Pulau Sulawesi yang cukup menggembirakan beberapa tahun terakhir, sehingga kesenjangan wilayah antara wilayah barat dan wilayah timur Indonesia semakin berkurang dan pemerataan pembangunan di segala sektor semakin terasa.
Juga hadir pada musrembang tersebut antara lain Gubernur Sulteng, H Longki, Wagub Sultra, HM Latasa, Sekprov Gorontalo, Winardi, Staf Ahli Pemerataan Kewilayahan Bappenas, Taufik, anggota DPD RI dapil Sulbar, Asri Anas dan pendeta marten, para bupati se Sulbar, Kepala Bappeda se Sulawesi, unsur unsure Forkopimda Sulbar dan undangan lainnya(Advedtorial)