Festival SIPAMANDAR Fest 2021 Segera Digelar

( Bagian 1 )

Oleh : Budibento

Antusiasme warga Majene dan Sulbar pada umumnya menyambut Festival Sipamandar atau “Sipamandar Fest 2021” semakin terasa, sebab kegiatan ini akan berlangsung pada bulan Juli – Agustus 2021.

Festival Sipamandar adalah suatu perayaan atau pertunjukan rakyat dalam berbagai jenis acara kebudayaan yang di dalamnya terdapat berbagai bentuk kegiatan, seperti workshop, lokakarya, riset pengetahuan dan dokumenter, acara ritual, maupun acara ceremonial.

Kegiatan tersebut antara lain, Festival Perahu Sandeq, Massossor Manurung, Festival Seni dan Sastra Sipamandar, Festival Pariwisata Mandar, serta Festival Hari Puncak Sipamandar.

Bustan Basir Maras, budayawan-antropolog, selaku Kurator Umum Festival Sipamandar menyampaikan, Festival ini ingin melakukan Kristalisasi pada nilai-nilai Sipamandar (Persatuan dan Kebulatan tekat serta mufakat) yang pernah digagas para pendahulu nenek moyang orang Mandar yg diduga berlangsung di sekitar abad ke 16.

Festival ini mendapat dukungan dari Kemendikbudristek RI, melalui program Flatform Indonesiana. Melalui platform inilah dan dukungan Disbudpar Majene, sejumlah komunitas budaya dan beberapa lembaga lain di Sulbar Sipamandar Fest akan berlangsung. Terang, Bustan.

Sejumlah pemerhati seni dan budaya dari berbagai lembaga se Indonesia dijadwalkan akan hadir, baik sebagai pemateri workshop dan juga penampil. Dijadwalkan akan hadir dalam lokakarya festival Tim Panel Ahli Indonesiana, Koreografer Agustina, Kurator Seni Wicaksono Adi dll.

Sastrawan Joko Pinurbo, musisi Franky Raden, Pendongeng, para ahli di bidang kemaritiman dan cagar budaya juga direncanakan akan hadir dalam workshop dan berbagai kemerian Sipamandar Fest ini.

Ket foto : Ahmad Akbar, Direktur Festival, dan Bustan Basir Maras, Kurator umum.

Bustan juga menyampaikan, bahwa gagasan lahirnya Sipamandar Fest ini salah satunya bermula dari pengalamannya diundang ke berbagai festival, baik daam negeri maupun luar negeri. Dari itu kemudian terus berjejaring, termasuk membangun komunikasi baik dengan Tim Indonesiana Kemendikbud maupun dengan Pemda di Sulbar dan tak kalah pentingnya dengan teman-teman Komunitas di Sulbar dan Majene pada khususnya.

Ada sekitar 30-50 komunitas yang dilibatkan di Majene bersama Tim Disbudpar, mulai dari Kabid, Kasie hingga staff Disbudpar Majene. Dari komunitas-komunitas dan Disbudpar inilah yang didapuk menjadi panitia pelaksana antara lain, Ahmad Akbar-Dir. Festival, Dian M. Tasrif-Sekum, Thamrin-Dir. Keuangan, Fathul Muin-Kurator Umum Bid. Kelembagaan, M. Fahmi Pengelola-Dir. Pengetahuan, Ismi-Dir. Kerjasama Dokumentasi, Ophy Mandra-Kurator Seni Sastra, Aco Bahri dan M. Yasin-Kurator Massossor, Wahyudi H dan St. Nahara-Kurator Sandeq, Junamia dan M.Daali-Kurator Fest. Pariwisata, Ifrad Welly dan Hj. Jasmaniah-Kurator Hari Puncak, serta banyak lagi nama-nama lain yang mengambil posisi manajer dan anggota, seperti Rosmadiana Tammalele, Sri Hamdayani, Iqbal Salman, M. Alwi, Andi Roy Karci, Gun Rahmil, Arif, Umar Tayyeb, Salman, Mulidin Perkasa, Muh. Daali, M. Ali, Hijrah Khairah, Gusmanto, Herlin, Qadri Paolai, Andi Tenri, dll.

Festival ini, juga dilatar belakangi oleh beberapa faktor, dintaranya, secara geografis, sebaran perkampungan penduduk Kabupaten Majene diapit oleh wilayah pesisir dan wilayah pegunungan, sehingga dapat memungkinkan tumbuhnya karakter budaya yang beragam.

Faktor lainnya adalah munculnya tradisi bahari dan tradisi agraris, yang melekat pada masyarakat pedalaman dan perkampungan sehingga memungkinkan adanya perbedaan dalam berbagai tradisi, seperti tradisi pertanian dan tradisi pernikahan.

Selain itu, Masa lalu wilayah Majene telah berlangsung cukup lama, yang dibuktikan dengan keikutsertaannya dalam perjanjian Tammajarra 1 dan Tammajarra II pada abad XVI Masehi yang melibatkan 7 kerajaan besar di Pitu Ulunna salu dan Pitu Ba,bana Binanga.

Sebagai bentuk dukungan dan komitmen Pemkab Majene terhadap pemajuan kebudayaan, panitia kegiatan ini rencananya akan melibatkan beberapa elemen terkait dan sejumlah unsur pemerintah se Kabupaten Majene.

Sejumlah pihak yang akan terlibat diantaranya, melibatkan unsur pelaku seni dan budaya, unsur lintas sektoral, serta kerjasama dengan lembaga lainnya, seperti mahasiswa, pelajar tingkat atas dan kalangan umum.

Kerjasama dengan lembaga lain, dianggap penting sebab didalamnya terdapat sumber daya manusia, sehingga memerlukan keterlibatan mereka dalam pengembangan seni dan budaya. Lembaga yang dimaksud tersebut antara lain, Universitas Sulawesi Barat, Universitas Terbuka, serta Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene, ( STAIN Majene ).

Hj. Andi Beda selaku Kadisbudpar Majene, mewakili Pemerintah Kabupaten Majene, bersama seluruh penggiat seni dan budaya berharap agar kegiatan Festival Sipamandar ini dapat memberikan pesan kepada generasi muda untuk tidak melupakan akar budayanya, sebab mereka semua adalah generasi penerus bangsa yang tidak boleh kehilangan jati dirinya, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok kebudayaan.

Kegiatan ini akan diawali dengan kegiatan pra festival yang meliputi Workshop Tata Kelola Festival dan Workshop Tata Kelola Kebudayaan.

Dalam workshop tata kelolah festival tersebut dikhususkan untuk panitia, sedangkan workshop tata kelolah kebudayaan, akan lebih difokuskan untuk seluruh peserta, pelaku seni dan budaya serta kalangan umum.

Salamaq minjari saqbi.

Rekomendasi Berita

Back to top button