FKPI Sulbar Gelar Dialog Implementasi Ajaran Islam

Mamuju – Forum Komunikasi Pemuda Islam (FKPI) Provinsi Sulawesi Barat, menggelar dialog  publik dengan mengusung tema “Implementasi ajaran Agama Islam yang rahmatan Lil Alamin dalam bingkai NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Dialog publik ini menghadirkan para tokoh agama yang dilangsungkan di salah satu hotel di Mamuju, Sabtu.

Diantara narasaumber yang hadir diantaranya Kabid Binmas Kemenag Sulbar Misbahuddin dan salah satu pengurus Nahdatul Ulama (NU) Muhammad Sahlan. Dialog inipun dihadiri langsung sejumlah pimpinan OKP dan BEM, lembaga kemahasiswaan seperti HMI Cabang Manakarra, KAMMI Mamuju, IMM dan Pemuda Muhammadiyah.

“Implementasi ajaran Islam dinegara Islam itu berbeda-beda penerapannya. Implementasi Islam sendiri di Indinonesia pada dasarnya memberikan kebebasan. Berarti negara kita ini mengadopsi ajaran agama Islam masuk kedalam Undang-Undang,” kata Kabid Binmas Kemenag Sulbar, Misbahuddin.

Pada dasarnya kata dia, implementasi ajaran Islam di Indonesia itu sudah mulai dilakukan, meskipun berbeda penerapannya di negara-negara islam lain di dunia. Islam dan politik tidak bisa dipisahkan.

“Islam global terkait terorisme, kita harus bedakan orang dilabeli islam dengan orang-orang yang betul-betul muslim. Islam dekat dengan stigma terorisme, karena hal itu. Konflik luar negeri itu bukan konflik agama tapi konflik politik,”ucapnya.

Ia menambahkan, implementasi ajaran agama islam juga harus diterapkan semua unsur, termasuk media massa.

Pengurus MUI Sulbar ini mengakui, ada oknum yang sekarang ini berusaha membenturkan MUI dengan pemerintah dan ummat islam melalui sarana media.

“Peran media sekarang ini memang sangat sulit, kita butuh komitmen keislaman dari pemimpin dan pelaku-pelaku media dengan berpihak kepada kebenaran. Jangan mengangkat issu yang berpihak kepada kebohongan, atau hoax. MUI itu diisi berbagai dari latar belakang ormas, sekarang ini kelihatan ada upaya oknum agar terjadi benturan antara MUI, pemerintah, dengan ummat islam. Itu tidak terjadi andaikata tidak ada kondisi politik di Jakarta,” terangnya.

Sementara itu, pengurus Nahdatul Ulama (NU) Muhammad Sahlan mengatakan, Islam dalam bingkai NKRI bukan hanya diperuntukkan untuk ummat muslim di Indonesia.

Seharusnya menurut dia, Islam Rahmatan Lil Alamin menjadi penyejuk bagi semua lapisan masyarakat di seluruh nusantara.

“Islam dalam bingkai NKRI harus membawa rahmat bagi semua orang, jangan menganggap dirikita menjadi orang yang paling benar. Kehadiran NU, Muhammadiyah dan Ormas lainnya itu adalah tindak lanjut memerdekan diri kita untuk meraih kebenaran. Inilah bingkai NKRI yang harus kita jaga. Kenapa kita terpecah karena gesekan-gesekan perbedaan dengan konteks ego yang tinggi itu terjadi. Islam sebenarnya datang dengan kesejukan, tidak menimbulkan perdebatan yang memicu gesekan-gesekan,” terang Sahlan.

Rekomendasi Berita

Back to top button