Ini Alasan Kaling di Majene Gerak Untuk Menangkan Ast-Aris

Majene – Bagi masyarakat di ibukota Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, mungkin masih ingat bentuk perlawanan para kepala lingkungan (Kaling) terhadap pemerintah daerah yang menghendaki agar momentum Pilkada tahun ini, terjadi pergantian kepala daerah di Bumi Assamallewung ini.

Gerakan kampanye ganti bupati oleh para Kapling di Banggae dan Banggae Timur itu cukup menghentak publik di berbagai daerah di Sulbar. Bahkan video deklarasi yang sempat viral di sosial media (Sosmed) pada awal Juni tahun 2020, tentu menimbulkan pertanyaan besar ada apa gerangan atas perlawanan keras dari beberapa Kaling ini.

Kepala Lingkungan Pangali-Ali, Muhammad Syahid Soehoepi

Muhammad Syahid Soehoepi kepada media Sulbar.com di Majene, Minggu, 27/9/2020, menguraikan bahwa gerakan perlawanan ini adalah bentuk respon kekecewaan atas kinerja oleh pemangku kebijakan yang sama sekali tidak memihak pada aspek kepentingan rakyat kecil.

Program MP3 (Produktif, Pro-aktif dan Profesional) kata dia, sejatinya program bagus, namun implementasinya malah cenderung berbanding terbalik.

“Selain tata kelola pemerintahan yang kami anggap tak profesional, pemerintah juga terlihat kurang memperhatikan program pemberdayaan masyarakat. Buktinya, proyek proyek besar ini dominan pekerjanya dari luar. ini sangat tidak adil,” kata Syahid yang juga Kaling Pangali-Ali ini.

Kepala Lingkungan Tanangan, Mukarrabin

Hal sebada disampaikan Kaling Tanangan, Mukarrabin bahwa kinerja pemerintahan dalam rentang empat tahun terakhir, kami anggap pembangunan dari berbagai aspek itu gagal total.

“Kami tidak bisa merinci secara detail atas kegagalan itu. Namun hal yang pasti bahwa masyarakat begitu merasakan buruknya pertahanan ekonomi kita. Kita bisa melihat sejauh mana kondisi pasar yang sepi. Itu pertanda daya beli masyarakat anjlok ke level tertinggi,” kata Mukarrabin.

Saat ini juga kata dia kondisi infrastruktur di beberapa desa malah kondisinya sudah hancur. Itu bisa kita rasakan di Desa Limboro, Desa Awo serta beberapa desa di wilayah Kecamatan Malunda dan Ulumanda. Bahkan akses jalan di daerah Garo’go, Rangas dan titik lainnya sangat memiriskan.

Mukarrabin beserta pukuhan Kaling lainnya, berharap pemimpin Majene yang baru hasil Pilkada 9 Desember 2020 mendatang, memberi perhatian pada infrastruktur jalan akses ke sentra penghasil pertanian itu sudah ditangani.

“Sudah lima tahun lebih akses jalan ke desa kami tidak mendapat perhatian. Bupaati sekarang ini sudah memasuki akhir masa jabatan, namun kondisi jalan rusak dan sempit tidak berubah,” tukas Mukarrabin.

Mukarrabin tak segan menyebut nama paslon Andi Achmad Sukri Tammalele bersama Arismunandar Kalma sebagai sosok calon pemimpin yang dianggap memiliki komitmen menjawab keresahan masyarakat ini.***

Penulis Acho Antara/ydh
Produksi by media Sulbar.com

Rekomendasi Berita

Back to top button