Jangan Pemilukada Merenggut Kegembiraanmu, Tetaplah Bersenang-Senang

Oleh: Manaf Harmay
Pimpinan Redaksi WACANA.Info

Momentum Pemilukada Sulawesi Barat tersisa kurang dari sebulan lagi bakal digelar. Ketiga Pasangan Calon juga terus memanfatkan masa
kampanye untuk menebar janji, menjual program serta menyuarakan visi dan misinya kepada publik.

Dari panggung kampanye satu ke panggung kampanye lainnya, Suhardi Duka (SDK)-Kalma Katta, Salim S Mengga-Hasanuddin Mas’ud, serta Ali Baal
Masdar (ABM)-Enny Anggraeni telah perform di depan publik. Dengan ke-khasannya masing-masing, atau dengan tim hore hingga deretan
artisnya masing-masing. Hingga tulisan ini dibuat, masa kampanye itu masih diberikan kepada enam figur terbaik yang ikut ambil bagian di
Pemilukada Sulawesi Barat, 15 Februari 2017.

Hal lain yang juga mesti kita pikirkan bersama ialah jangan sampai momentum lima tahunan tersebut justru merusak kegembiraan yang telah
sering kita nikmati bersama. Mungkinkah…?

Pemilukada merusak kegembiraan kita semua bukan hal yang  mustahil untuk terjadi. Lihat, bagaimana di antara kita sendiri secara
terang-terangan saling lempar kebencian. Di ruang nyata, atau bahkan di dunia maya. Saling hardik, saling benci, hingga saling rusak di
atara kita begitu terasa. Semua hal itu dilakukan hanya karena alasan beda pilihan politik di antara kita.

Coba kita renungkan bersama, hanya karena beda pilihan di Pemilukada, bangunan persaudaraan, kegembiraan, serta kesenangan yang selama ini
telah kita pelihara lantas porak poranda karena alasan Pemilukada. Betapa ruginya kita sekalian…

Di tempat nongkrong seperti Warkop misalnya. Ia yang harusnya menjadi tempat membuktikan eratnya persaudaran, atau betapa menyenangkannya
hari yang kita lalui, justru berubah tegang, tak nyaman lagi hanya karena beda pilihan politik. Padahal segala bentuk perbedaan dalam
hidup ini merupakan sebuah keniscayaan. Bukankah agama juga menjaminkan hal itu ?.

Seorang kawanku misalnya. Ia kini tampil jauh berbeda dengan apa yang aku kenal dulu. Lama aku berteman dengannya. Setahuku ia tak seperti
itu. Kini, di laman media sosialnya dengan mudah aku melihat ciutan-ciutan tentang kebenciannya pada salah satu Pasangan Calon.
Meski tak ada satu pun yang berani menjamin bahwa figur yang ia bela mati-matian itu jauh lebih baik.

Tulisan ini bukan untuk mengarahkan pilihan politik kita ke salah satu Pasangan Calon manapun. Tidak sama sekali. Membela akal sehat kita
semua, itulah maksud daru tulisan yang aku buat di salah satu bangku di Ngalo Rock Cafe, Mamuju ini.

Iya akal sehat. Kita sekalian yang selama ini sudah cukup nyaman dengan hal positif yang telah berhasil buat kita senang-senang
bersama, jangan dirusak hanya karena beda politik di Pemilukada. Jika bangunan kesenangan di antara kita itu sudah kokoh, lantas kita rusak
hanya karena momentum Pemilukada, anda sehat ?.

Jika kita sekalian sepakat untuk mengagungkan akal sehat, bukankah jauh lebih baik jika yang kita bela adalah kewarasan kita. Hak-hak
kita untuk disejahterakan sebagai warga negara, itu yang harusnya disuarakan dan selayaknya memenuhi dinding-dinding laman media sosial
kita. Bukan memproklamirkan kebencian.

Beda pilihan di momentum politik seperti Pemilukada wajar-wajar saja. Kelirunya jika ia dibumikan dengan kian memperuncing perbedaan itu
hingga saling lempar kebencian di antara kita. Bukankah jauh lebih menyenangkan jika perbedaan pilihan tersebut kita wujudkan dengan
debat program, adu argumentasi soal visi dan misi. Bukan saling hardik.

Pertanyaannya sekarang, sementara ketiga pasang calon itu sedemikian lenturnya, sedemikian akrabnya satu dengan lainnya, haruskah kita
bertikai dan kehilangan kewarasan kita sebagai Sulawesi Barat yang menyenangkan dengan saling membenci dan memaki?

Mungkin benar. Kita terlampau sibuk pada figurnya secara bersamaan kita lupa tentang programnya. Kita selalu terjebak pada sentimen hati
dan lupa akan kewarasan nurani, kegembiraan hati.

Kegembiraan hilang, berubah menjadi pertengkaran.

“Ayo memilih untuk Sulbar yang jauh lebih baik. Pilihan boleh berbeda, tapi kita tetap bersaudara. Semoga, Pilkada ini meninggalkan berkah
buat kita semua, bermanfaat bagi kita semua,” harap Ketua KPU Sulawesi Barat, Usman Suhuriah pada putaran pertama debat publik Pasangan Calon
Pemilukada beberapa waktu lalu.

Mari mengikuti tiap tapak pelaksanaan Pemilukada di Sulawesi Barat dengan se bahagia mungkin. Menjaga kegembiraan di antara kita dengan
menempatkan perbedaan pilihan di alam kewarasan kita. Bukan membiarkan ia berkelindan di luar akal sehat kita sekalian. Semua demi Sulawesi
Barat yang sama kita cintai bersama.

Kawan’s, tetaplah positif, tetaplah bersenang-senang…

(Tulisan Ini Terinspirasi Dari Ulasan News Assitant Managing Editor
Kompas, Heru Margianto)

Rekomendasi Berita

Back to top button