Mahasiswa Desak Bupati Majene Wujudkan Program Rumah Tahfiz Setiap Kecamatan

MAJENEPengurus Wilayah Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia Sulawesi Barat (PW SMMI Sulbar), ikut mendesak Bupati dan Wakil Bupati Majene, Andi Achmad Syukri Tammalele – Arismunandar (AST-ARIS), untuk mewujudkan rencana program pembangunan rumah tahfidz di setiap kecamatan.

“Program menghadirkan rumah tahfidz merupakan jualan politik pasangan Ast-Aris. Saya yakin, masyarakat menjatuhkan pilihannya saat pilkada lalu karena tertarik program yang ditawarkan khususnya pembangunan rumah tahfidz,” kata Ketua PW SMMI Sulbar, Muhammad Syukuran Tahir saat dialog dengan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di kantor Majene, Kamis, 22/7/2021.

Menurutnya, rencana pembangunan rumah tahfidz di setiap kecamatan hendaknya tidak sekedar jualan politik saat masa kampanye yang lalu. “Kami datang sekaligus mengingatkan kepada Bupati dan Wakil Bupati Majene untuk merealisasikan program ini. Saya yakin, bukan cuma mahasiswa yang akan mendukung, tetapi masyarakat pun akan mensupport rencana pembangunan rumah tahfidz disetiap kecamatan,” ungkapnya.

Bahkan kata Syukuran, tak sedikit masyarakat yang siap menghibahkan tanahnya demi suksesnya rencana pemerintah menghadirkan rumah tahfidz.

Bupati dan Wakil Bupati Majene Andi Achmad Syukri Tammalele dan Arismunandar Kalma memberikan keterangan pers usai berdialog dengan mahasiswa.

Ditempat yang sama, Bupati Majene Andi Achmad Syukri Tammalele menyampaikan program pembangunan rumah tahfidz bagian dari penguatan visi Majene Religius.

Bupati menilai, pembinaan nilai-nilai keagamaan terhadap anak usia dini, khususnya di Majene harus digelorakan kembali.

“Anak-anak kita, khususnya usia dini harus dibekali ajaran tentang nilai nilai agama Islam sehingga kelak kita mencetak generasi yanag religius, berakhlak, dan cinta Al-Quran. Untuk mencapai itu, maka perlu kita siapkan wadahnya seperti Rumah Tahfidz disetiap ibukota kecamatan,” ungkapnya.

Perlu dipahami bahwa kabupaten Majene mayoritas berpenduduk muslim. Hanya saja, faktanya sekarang ini terlihat mulai melemahnya identitas diri sebagai daerah yang mayoritas muslim.

Hal itu di antaranya dapat dilihat dengan prilaku anak muda mulai malas beribadah di rumah ibadah, buta aksara Al-Quran. Lebih mengkhawatirkan, jika generasi emas itu malah terjerumus dalam praktek penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.

“Dengan adanya Rumah Tahfidz ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya anak-anak diharapkan dapat bebas dari buta aksara Al-Quran. Anak anak kita yang sudah dibekali ilmu agama bisa melanjutkan pendidikan lebih tinggi,” kata Andi Sukri.****

Penulis MS

Rekomendasi Berita

Back to top button