Maksimalkan Zakat, Akademisi Apresiasi Jawaban SDK-Kalma

Mamuju – Kalangan akademisi ikut memberikan apresiasi positif terhadap pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur, Suhardi Duka-Kalma Katta (SDK-Kalma) terkait pemanfaatan zakat yang disampaikannya dalam kegiatan debat kandidat putaran pertama yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat beberapa waktu lalu.

“Itu merupakan kebijakan yang sangat bagus yang bisa dilakukan SDK jika beliau terpilih. Saya melihat, segala kebijakan yang diambil oleh Gubernur Sulbar, ia haruslah mampu menopang pembangunan bagi kepentingan rakyatnya. Baik pelayanan publik, infrastruktur, ekonomi kerakyatan, pemberdayaan pemuda, pengingkatan kualitas SDM dan lain sebagainya,” ungkap pengamat politik dari Unismuh Makassar, Dr. Arqam Azikin di Mamuju, Sabtu.

“Kemudian yang paling penting itu dalam agama kita diajarkan untuk membantu masyarakat kelas bawah dengan berzakat. Itu yang jelas sangat penting. Sebab masyarakat yang terbilang mampu sudah pasti akan membantu masyarakat miskin dengan zakat yang ia keluarkan,” kata SDK menjawab pertanyaan moderator debat.

Kalangan akademisi menganggap, apa yang diungkap oleh calon Gubernur nomor urut 1 itu sudah sangat tepat.

“Saya ikut memberikan apresiasi atas jawaban SDK-Kalma dalam debat lalu. Kala itu, moderator debat menanyakan langkah kongkrit yang akan diambil untuk menekan jumlah penduduk miskin.

Pemanfaatan zakat sebagai salah satu cara untuk membantu masyarakat dengan tingkat ekonomi lemah memang sudah sejak lama diterapkan di Mamuju. Sejak beberapa tahun ini, saat masih menjabat Bupati Mamuju, SDK telah menginisiasi terbitnya Peraturan Daerah (Perda) tentang zakat tersebut.

“Program zakat itu bagus sekali. Itu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Makanya agama sangat menganjurkan untuk kita berzakat. Program itu sungguh efektif menyentuh persoalan masyarakat jika program ini dijalankan dengan baik,” sebut Dr. Arif Wicaksono, akademisi dari Universitas Bosowa Makassar.

“Hanya saja program itu bukannya tanpa tantangan. Yang harus diperhatikan ialah bagaimana membangun kesadaran partisipatif dari masyarakat, bagaimana pengelolaan zakat itu, bagaimana menyalurkannya, serta siapa yang akan melakukan konsolidasi programnya,” sambung Arif.

Arif Wicaksono menjelasakan, menarik jika program tersebut bisa diwujudkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adanya subsidi silang antara masyarakat kelas atas dengan masyarakat kelas bawah adalah kunci utama keberhasilan program tersebut.

“Itulah kunci utama dalam zakat. Subsidi silang. Kalau misalnya di Mamuju program ini sudah berjalan dan itu berhasil, maka secara politik akan menguntungkan Pak SDK sebagai calon Gubernur, karena sudah ada contoh. Masyarakat akan cenderung mengalami efek ikut ikutan atau bandwagon effect jika pernah merasakan manfaatnya,” jelas Arif Wicaksono.

Dari kaca mata agama, zakat secara umum memiliki makna di dua dimensi sekaligus. Dimensi vertikal dan horizontal. Zakat merupakan ibadah sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan dan sebagai kewajiban kepada sesama manusia.

“Zakat juga sering disebut sebagai ibadah kesungguhan dalam harta. Tingkat pentingnya zakat terlihat dari banyaknya ayat yang menyandingkan perintah zakat dengan perintah shalat,” terang Sekretaris DPW PKS Sulawesi Barat, Hajrul Malik.

Hajrul menjelaskan, tujuan zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi. Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta si kaya untuk dialokasikan kepada si miskin.

“Disinilah rahasianya ekonomi Islam. Mengapa Islam sangat mendorong perputaran uang yang cepat dari satu tangan ke tangan lainnya. Lebih jauh lagi perputaran ini harus luas tidak hanya berputar di golongan tertentu saja sesuai dengan pertintah agama dalam kitab suci-Nya,” kata Hajrul.

“SDK selama memimpin Mamuju telah memberi bukti bagaimana zakat dimaksimalkan dan saat ini dirasakan mamfaatnya. Pengelolaan zakat yang didasarkan pada Perda besutan SDK periode itu berhasil menjadi objek perbandingan sejumah daerah baik di Sulawesi maupun di luar Sulawesi,” pungkas Hajrul Malik.**

Rekomendasi Berita

Back to top button