Pekerja Lokal Majene Merasa Kebijakan Pemerintah Gagal

MAJENE – Sejumlah pekerja lokal yang ada di Kabupaten Majene, merasakan kurangnya perhatian pemerintah setempat untuk memberdayakan anak daerah di setiap pelaksanaan proyek pembangunan dalam rentang empat tahun terakhir.

Buruh bangunan asal Lingkungan Parappe, Rusman.

Selama ini kami lebih banyak menganggur karena tak ada akses lapangan kerja baru. Profesi buru bangunan saja sudah sangat sulit karena rata-rata yang melaksanakan proyek adalah pengusaha dari luar Majene. Parahnya, karena rekanan itu juga mendatangkan tukang dan buru bangunan dari Sulawesi Selatan. Ini yang sangat kami sesalkan atas pembiaran pemerintah daerah yang membiarkan tukang dan buruh dari luar yang mendapatkan akses pekerjaan itu,” kata Mardin salah seorang buruh bangunan asal Lingkungan Parappe, Kecamatan Banggae Timur di Majene, Kamis, 5/1/2020.

Menurutnya, dominasi pekerja luar yang datang ke Majene ini tentu memicu angkatan kerja di Majene meningkat. Akibatnya, ancaman kemiskinan bagi masyarakat pribumi pun kian terbuka.

Dalam empat tahun terakhir ini kata dia, dirinya terpaksa merantau keluar daerah untuk mencari lapangan kerja yang baru.

Mardin berharap, momentum pilkada tahun ini melahirkan pemimpin yang baru, agar pekerja lokal lebih berdaya di Lampung sendiri.

Buruh bangunan asal Banggae, Sofyan

Hal senada diungkapkan Sofyan salah seorang buruh bangunan yang ada di Bsnggae Timur.

Kita kecewa terhadap kinerja pemerintah yang terkesan membiarkan para pekerja luar lebih mudah mendapatkan akses lapangan kerja baru, ketimbang masyarakat pribumi. Semoga Pilkada serentak tahun ini, pasangan calon bupati dan wakil bupati Andi Achmad Sukri Tammalele bersama Arismunandar Kalma (AST-Aris) terpilih,” katanya.

Alasan mengapa memilih pasangan calon nomor urut dua kata dia, karena visi misi Ast-Aris lebih memperjuangkan kepentingan pekerja lokal.

Salah seorang tukang batu asal Banggae Timur, Risman

Ditempat terpisah, Riusman salah seorang warga Banggae yang selama ini berprofesi sebagai tukang batu juga menyesalkan kebijakan pemerintah yang tidak produktif untuk memberdayakan masyarakat pribumi.

Sangat tidak masuk akal melihat’ situasi selama ini dengan banjirnya tukang dari luar daerah. Disatu sisi, masyarakat Majene adalah lumbungnya tukang profesional. Ini yang mesti dirubah oleh pemangku kebijakan yang ada di Majene. Kita berharap, paslon Ast-Aris mendapatkan dukungan mayoritas untuk memutus mata rantai dominasi pekerja luar masuk ke daerah kita, ” harap Rusman.***

penulis Acho Antara

Rekomendasi Berita

Back to top button