Pidato Aris Kalma Rupanya Mencuri Hati Kaum Millenial
Oleh Aco Antara
Sosok Arismunandar Kalma kini menjadi salah satu calon pemimpin representasi Millenial, mendadak ramai diperbincangkan warga net melalui jejaring Sosial Media (Sosmed) dalam dua hari terakhir, terlihat mewarnai beranda kaum Millenial, khususnya warga Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Putra mantan bupati Majene selama dua periode itu jadi perbincangan bukan tanpa alasan. Warga diberbagai media sosial ramae rame nimbrung memberikan pujian setelah menyimak langsung video pidato politiknya saat tampil memukau dalam acara deklarasi pencalonannya selaku bakal calon wakil bupati Majene mendampingi vigur Andi Sukri Tammalele di Pilkada serentak 9 Desember tahun 2020.
Pidato politik Arismunandar Kalma berdurasi enam menit lebih melalui salah satu akun Facebook warga net pada Kamis malam pukul 01 dini hari, (03/9). Pasca video terunggah di medsos, rupanya jadi perhatian dan bahkan kini telah ditonton lebih dari 1.379 kali tayang dan dibagikan hanya 12 kali saja dalam hitungan 24 jam setelah terupload. Unggahan pidato tersebut jadi santapan kaum Millenial dengan memotong enjel vdeo berdurasi dua menit sebagai puncak klimas atas pesan yang mendalam tersajikan melalui pidato itu.
Potongan video berdurasi dua menit ini banyak yang mengunggah di beranda para kaum Millenial yang ada di Majene. Warga medsos memberikan pujian kepada sosok Aris yang ikut menghipnotis ratusan simpatisan yang hadir dalam acara deklarasi di gedung Boyang Assamallewuang.
Diluar dugaan, pidato singkat dengan nada lantang dan ekspresi marah itu, tentu menimbulkan persepsi yang berbeda. Tutur kata yang lantang dan ekspresi marah ini juga bisa diartikan sindiran keras atas kebijakan pemerintah yang kurang populis dimatanya, khususnya peran pemerintah untuk melibatkan kaum pemuda dalam membangun Kabupaten Majene itu.
– “Berani berkata tidak. Berani menghadapi kebenaran. Lakukan yang benar karena benar. Ini adalah kunci ajaib menjalani hidup dengan integritas”.
-William Clement Stone-
William Clement Stone. Seorang penulis dan pengusaha sukses Amerika Serikat menekankan betapa pentingnya menjalani kehidupan dengan penuh integritas. Makna integritas ialah memegang teguh prinsip moral untuk bersikap jujur, adil, tulus, ikhlas, dapat dipercaya, komitmen dalam membela kebenaran, tegas dan berani bertindak dalam menegakkan keadilan.
Segala permasalahan yang terjadi dewasa ini seperti korupsi yang kian merajalela, penyalahgunaan wewenang, lemahnya penegakan hukum, inefisiensi birokrasi, harga bahan-bahan pokok yang naik, dan lain-lain adalah sebagian besar disebabkan lemahnya integritas para pemimpin.
Kemajuan atau kemunduran suatu bangsa atau daerah banyak ditentukan oleh seberapa besar integritas yang dimiliki oleh para pemimpinnya. Jika suatu negara dipimpin oleh pemimpin dengan integritas yang rendah maka dengan mudahnya akan melakukan penyelewengan kekuasaan demi kepentingan pribadinya.
Hari bersejarah bagi pemuda Indonesia tepat pada 28 Oktober 1928, para pemuda bangsa ini menunjukkan integritas dan semangat persatuannya dengan melepas semua simbol kesukuannya. Para pemuda yang berasal dari jong Java, jong Ambon, jong Sumatra, jong Sulawesi, dan lain-lain semua menyatukan suara dan hati untuk bersama-sama bahu membahu melepaskan Indonesia dari penjajah.
Mereka pun mengucap janji bertumpah darah satu (tanah air Indonesia), berbangsa satu (Bangsa Indonesia) dan menjunjung tinggi bahasa persatuan (Bahasa Indonesia). Sumpah pemuda mempunyai kekuatan yang sangat mendalam karena terjadinya persatuan di antara para tunas bangsa. Meskipun mereka memiliki banyak perbedaan namun itu tidak menjadikan penghalang. Justru, perbedaan itu menjadi sumber pondasi yang kokoh untuk membangun kesatuan.
Banyak yang menghubungkan antara Sumpah Pemuda dengan persatuan yang harus dimiliki oleh bangsa ini. Hal tersebut tidaklah salah. Namun, jika melihat lebih dalam sebenarnya kunci dari Sumpah Pemuda adalah integritas yang dimiliki oleh para pemuda saat itu. Integritas yang mereka miliki menggerakkan hati dan semangat juang mereka untuk bersatu dan meninggalkan segala atribut kesukuan.
!