PKH Majene Dinilai Mampu Menurunkan Angka Kemiskinan

Oleh : Budibento

Pelaksana program Keluarga Harapan ( PPKH ) kabupaten Majene, terbukti mampu menurunkan angka kemiskinan daerah, yang didukung oleh sejumlah faktor penentu dilapangan, seperti meningkatnya para Kelompok penerima manfaat dalam mengakses layanan kesehatan dan pendidikan, berkurangnya desa lokus Stunting, serta adanya kemandirian para penerima dalam ber wirausaha mengelolah bantuan yang diberikan. Semua hal tersebut bisa berjalan dengan sukses berkat perjuangan para pendamping dalam memberikan motivasi dan edukasi dalam setiap pertemuan peningkatan kemampuan keluarga atau biasa dikenal dengan istilah program P2K2.

Selain itu, baru baru ini, Kementerian Sosial RI, juga memberikan pengahargaan kepada 2 orang pendamping PKH kabupaten Majene atas prestasi dan dedikasinya dalam melaksanakan kerja kerja pendampingan selama ini.

Kedua orang pendamping tersebut, atas nama Herman dari kecamatan Ulumanda dan Wahyuni dari kecamatan sendana.

Hal tersebut mendapat aprsesiasi dari Kepala dinas sosial kab Majene yang hadir dalam Rapat monitoring dan Evaluasi ( monev ) di Kec. Tammeroddo Sendana kabupaten Majene, Sulbar, Kamis 26 Agustus 2021, bertempat di Aula kantor Desa Tammeroddo Utara.

Turut hadir dalam acara ini, Kepala bidang Linjamsos dinsos Majene, Hery Julianto Koorkab PKH, Ahmad Hirman, Para koorcam, serta SDM PKH se kabupaten Majene.

Acara di sambut dengan menyanyikan lagu mars PKH dan yel yel PKH, dipimpin oleh Nurhidayat dari SDM PKH kec. Pamboang.

Kadis Sosial dalam sambutannya memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini, sebab para pendamping telah mampu melakukan kerjasama dan kerja keras di lapangan, khususnya perbaikan data para penerima.

Dirinya memberikan ucapan terima kasih kepada segenap pendamping PKH dengan adanya sejumlah keberhasilan yang diperoleh, dan semoga bisa dipertahankan.

Kadis mengakui, hal itu bisa terlaksana berkat kerjasama yang baik dalam hal melakukan perbaikan data kemiskinan sampai saat ini, Khususnya pada aplikasi DTKS dan Siks Ng.

Kedepannya, Kadis mengharapkan melalui perbaikan data yang terintegrasi kita sudah dapat mengetahui tingkat tarap hidup penerima bansos.

Dengan dilakukannya sinkronisasi data terintegrasi ini, ia Berharap kepada Pemkab Majene agar persoalan kemiskinan ini bisa dikeroyok secara bersama sama, sehingga angka kemiskinan bisa terus berkurang.”Ucapnya.

beliau juga menyampaikan kepada setiap Oprator DTKS desa dan kelurahan untuk tetap bisa Updating data secara berkala untuk dilaporkan secara berjenjang, agar kendala data kemiskinan ini bisa terintegrasi dalam setiap penyaluran bansos.

Saat ini, kita semua sudah bekerja maksimal agar data ini bisa sinkron secepatnya. Namun menurutnya, hal itu perlu intervensi semua dinas, agar hasilnya bisa terlihat, minimal berkurangnya angka kemiskinan.

Saya yakin, para penerima bansos ini bisa cepat graduasi ( keluar ) jika dikeroyok oleh semua dinas terkait. Sehingga dapat cepat mandiri.”Ungkapnya dengan penuh harap.

Hery Julianto selaku Kabid, juga menyampaikan pentingnya penguatan diri ( capasity building ) bagi SDM PKH Majene, dalam bekerja dilapangan.

Menurutnya, jika setiap pekerjaan pendamping dilakukan dengan ikhlas dan santun, insya Allah pelayanan akan berjalan dengan baik.

Melayani dengan senyuman, baginya sudah ampuh dalam menjalankan tugas tugas dikantor, karena memang dinsos ini tempatnya mengurus orang susah. “simpulnya.”

Saya mengharapkan, Kepada rekan rekan pendamping ini untuk bisa bekerja sesuai dalam petikan yel yel PKH barusan, yakni, santun, integritas, profesional.”Urai beliau dari pengalaman pribadinya selama menjadi kabid Dinsos”.

Memasuki sesi dialog, para pendamping di 8 kecamatan nampak alot dalam melakukan tanya jawab.

Mahmuddin, dari tammerodo, ikhsan dari Sendana, Nurhijrah khairah dari banggae, Selfiani dari pamboang, dan yusuf dari Malunda semuanya membincang permasalahan pendampingan. Mereka Kembali mengingatkan korkab agar kedepannya PKH Majene, dapat komitmen dan konsisten bersama sama dalam mencari solusi dari setiap kendala.

Dengan adanya sejumlah persoalan di lapangan sangat diharapkan dalam kegiatan ini melahirkan sebuah rekomendasi hasil keputusan agar semua pihak mengetahui kekurangan dan kesuksesan PKH Majene. Karena hal itu pada hakikatnya bukan hanya tugas pendamping, melainkan tanggung jawab kita bersama.”Ungkap seorang perwakilan pendamping ditengah peserta.

Di akhir acara, Haspriansyah selaku moderator menutup acara dan mengajak seluruh peserta Monev untuk secepatnya melakukan tindak lanjut dari setiap kendala dilapangan untuk dikakukan perbaikan.**

Rekomendasi Berita

Back to top button