Pra Festival Sipamandar dan Pekan Kebudayaan Daerah kab Majene 2022″

Loa Tomatua, Loa Tongang, Loa Nipara’bue’ (Belajar Pada Sastra Lisan Mandar)

Report News : budibento

Kabupaten Majene adalah salah satu kabupaten dari enam kabupaten dalam wilayah Provinsi Sulawesi Barat yang terdiri dari delapan kecamatan yang terletak di pesisir pantai barat Sulawesi dan kini menjadi wilayah administrasi Provinsi Sulawesi Barat.

Geografisnya memanjang dari selatan berbatasan dengan Kab. Polewali Mandar, ke utara berbatasan dengan Kab. Mamuju, serta dari timur Kab. Mamasa ke barat, menghadap ke Selat Makassar berbatasan dengan Kalimantan Timur.

Majene merupakan sebaran perkampungan di antara pesisir dan gunung serta perbukitan, sehingga memungkinkan tumbuhnya karakter budaya yang beragam. Interaksi budaya sebagian besar dengan tradisi kemaritiman berbasis kebaharian serta sebagian kecil berada di pegunungan dengan tradisi agraris, memberikan identitas budaya pada masyarakat Majene sebagai salah satu pelaut ulung di tanah air dengan berbagai hasil peradaban yang sampai hari ini menjadi salah satu ikon nasional pada perahu Sandeq. Perahu yang runcing sebagai salah satu perahu tercepat dan terkeras lajunya di dunia.

Selain itu, beberapa tradisi seni dan ritual menjadi bagian yang melekat pada tradisi masyarakat agraris dan maritim di Mandar khususnya di Kabupten Majene. Selain tradisi bahari juga dikenal tradisi agraris yang melekat pada masyarakat pedalaman dan pegunungan baik pada proses pertanian dan pengolahan hutan serta hasil bumi yang begitu melimpah melahirkan berbagai kearifan, petuah serta tradisi kolektif dari masyarakat Mandar sehingga pertemuan dua tradisi ini membuat varian budaya menjadi lebih berwarna dan beragam.

Dari sisi historis wilayah Majene telah berlangsung cukup lama. Hal ini dapat dibuktikan dengan keikutsertaannya dalam perjanjian Tammajarra ke I dan Tammajarra ke II pada abad ke XVI M yang dihadiri oleh kerajaan-kerajaan besar di wilayah Pitu Ba’bana Binanga (tujuh wilayah di muara sungai) dan Pitu Ulunna Salu (tujuh wilayah hulu sungai) yang kemudian ditindaklajuti dengan Perjanjian Luyo yang dikenal dengan istilah Assitalliang di Luyo.

Dalam perjanjian di Luyo itulah dikenal istilah SIPAMANDAR (di pesisir) SIPAMANDAQ’ (hulu sungai atau pegunungan) yang dalam arti katanya adalah saling menguatkan.

Selanjutnya pada masa periode masuknya pengaruh Islam, sudah dapat ditemukan beberapa makam dalam bentuk nisan dengan ukiran kaligrafi yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-XVII. Dengan demikian Majene merasa penting untuk secara terus menerus mewariskan budaya Sipamandar ini sebab Majene merupakan peserta terbanyak dalam dalam Kongres Sipamandar itu yang pada saat itu wilayah Majene (sekarang) diwakili oleh tiga kerajaan Baba Binanga, yakni Banggae, Pamboang dan Sendana. Melalui semua rangkaian sejarah ini, Pemerintah Kolonial Belanda akhirnya menetapkan Majene (Banggae Lama) sebagai ibu kota Afdeling Mandar.
Festival Sipamandar yang direncanakan ini, sebagai upaya agar Majene sebagai Ibu kota Mandar lama menjadi rujukan dan fokus untuk mengembalikan penyatuan semangat ke-Mandaran yang terdiri dari 7 Kerajaan Pantai dan 7 kerajaan hulu di sungai (pegunungan). Festival Sipamandar dimaksudkan sebagai upaya untuk mengembalikan roh Assitalliang (Perjanjian/Sumpah) 14 kerajaan dalam sebuah festival di Majene yang sekarang sudah menjadi 6 kabupaten di Sulawesi Barat.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka melalui Festival Sipamandar, Pemerintah Kabupaten Majene tidak hanya berupaya melindungi dan menjaga, tetapi juga mengembangkan dan memanfaatkannya bagi peningkatan kwalitas hidup masyarakatnya. Kekayaan ritus, tradisi lisan serta tinggalan tradisi masyarakat harus tetap bisa menjaga kolektifitas masyarakat serta memberi kontribusi nyata bagi peningkatan ekonomi dan pergaulan lintas-budaya.

Salah satu warisan budaya Mandar dalam garis peristiwanya adalah kental akan tradisi lisan. Sehingga tidak banyak ditemukan tinggalan-tinggalan peristiwa dalam bentuk tulisan. Tradisi lisan di Mandar hampir memenuhi seluruh giat elok budaya Mandar. Keberadaan tradisi lisan ini diekspresikan dalam bentuk sastra Mandar. Sastra di Mandar hampir menjadi “roh” setiap nilai tindak laku tutur.

Keberadaaanya menjadi dasar setiap laku seni dan budaya Mandar. Dalam bahasa Mandar tradisi lisan ini dapat di maknai dengan Loa To Matoa. Loa dalam bahasa Mandar adalah suara atau ucapan dan to Matoa adalah para pendahulu. Loa to Matoa yang syarat akan nilai dan pesan inilah yang akan diekspresikan oleh kabupaten Majene selaku pelaksana Festival Sipamandar Kerjasama dengan Platform Indonesiana tahun 2022.

Festival Sipamandar Majene tahun 2022 direncanakan akan dirangkaikan dengan Pekan Kebudayaan Daerah Majene 2022 mengangkat tema “Loa Tongang, Loa Tomatua, Loa Nipara’bue’” (Belajar Pada Sastra Lisan mandar).

Tema ini mengenai petuah-petuah bijak dan baik dari leluhur di daerah Mandar Sulawesi Barat baik dari masyarakat wilayah pegunungan maupun dari masyarakat di wilayah pesisir.

Pelaksanaan Pra Festival Sipamandar hingga Festival Sipamandar Majene 2022 dan Pekan Kebudayaan Daerah Majene Tahun 2022 dijadwalkan akan berlangsung 2-5 Juli 2022 dan Festival Sipamandar pada Minggu, 20 Agustus 2022 hingga Sabtu, 27 Agustus 2022.

Lokasi kegiatan Pra Festival akan berlangsung di 3 tempat, yakni, Workhshop Sastra akan berlangsung di Café Agung Dato’ Majene, sementara Pengembangan Kebudayaan dan Kewirausahaan masing-masing akan dilaksanakan di café tBink dan café Diaz (Time Schedule Terlampir). Adapun Festival Sipamandar akan dipusatkan di Gedung Assamalewuang Majene, Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Pangali-ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

*Festival Sipamandar Majene 2022 akan melaksanakan beberapa bentuk kegiatan yang sesuai dengan arahan dari Indonesiana-Kemendikbud melalui program Indonesiana Platform Kebudayaan berupa* :

a. Seminar / konvensi
Seminar Budaya akan mengambil tema “Belajar pada Sastra Lisan Mandar” sekaligus sebagai pembuka Festival Sipamandar Majene 2022 dan Pekan Kebudayaan Daerah Majene Tahun 2022. Direncanakan akan berlangsung Pada Selasa, 23 Agustus 2022 bertempat di Gedung Assamalewuang Majene. Materi seminar akan diisi dengan Bedah Buku Karya A.M. Mandra dengan judul “Muttiana Mandar” yang berisi tentang petuah – petuah para sesepuh di Mandar. Pemateri dari kalangan budayawan dan akademisi dan diikuti oleh para pelaku Seni dan Budaya, instansi pemerintah, akademisi serta masyarakat umum sebanyak 100 orang peserta.

b. Apresiasi dan Lomba
1. Apresiasi dan Lomba Barazanji Mandar
Peserta adalah kalangan Pelajar tingkat SMA se – derajat Kabupaten Majene
Selasa, 23 Agustus 2022
Pukul 15.00 WITA
2. Apresiasi dan Lomba Musik dan Lagu Sayang – sayang
Peserta adalah kalangan Pelajar tingkat SMA se – derajat Kabupaten Majene
Selasa, 23 Agustus 2022
Pukul 20.00 WITA
3. Apresiasi dan Lomba Cerita Rakyat
Peserta adalah kalangan Pelajar tingkat SMP se – derajat Kabupaten Majene
Rabu, 24 Agustus 2022
Pukul 09.00 WITA
4. Apresiasi dan Lomba Rebana Mandar
Peserta adalah kalangan Pelajar tingkat SMA se -derajat Kabupaten Majene
Rabu, 24 Agustus 2022
Pukul 14.00 WITA
5. Apresiasi dan Lomba Elong Peondo
Peserta adalah tingkat Mahasiswa dan Umum Kabupaten Majene
Rabu, 24 Agustus 2022
Pukul 20.00 WITA
6. Apresiasi dan Lomba Tari Sipamandar
Peserta adalah kalangan Pelajar tingkat SMP dan SMA se – derajat Kabupaten Majene
Kamis, 25 Agustus 2022
Pukul 20.00 WITA
7. Apresiasi dan Lomba Pattu’du’ Tommuane
Peserta adalah kalangan Pelajar tingkat SD dan se – derajat Kabupaten Majene.
Jumat, 26 Agustus 2022
Pukul 20.00 WITA
Teknis pelaksanaan Apresiasi dan lomba adalah dengan meminta para peserta mengirimkan video kepada panitia yang akan dinilai oleh tim juri dan menghasilkan 6 kelompok di tiap kategori apresiasi dan lomba sebagai finalis untuk tampil pada malam apresiasi dan lomba di
pagelaran Festival Sipamandar Majene dan Pekan Kebudayaan Daerah Majene 2022.

c. Pagelaran
Pagelaran akan dibagi dalam 3 bentuk :
1. Pagelaran pembukaan Festival Sipamandar Majene dan Pekan Kebudayaan Daerah Majene Tahun 2022 yang dilaksanakan pada Selasa, 23 Agustus 2022 di Gedung Assamalewuang Majene
2. Pagelaran malam Apresiasi dan Lomba Budaya yang dilaksanakan selama Festival Sipamandar Majene dan Pekan Kebudayaan Daerah Majene mulai 23 Agustus 2022 hingga 26 Agustus 2022
3. Pagelaran Malam Puncak yang berisi penampilan medley dari keseluruhan kegiatan Festival Sipamandar Majene 2022 dan Pekan Kebudayaan Daerah Majene.
Medley ini berbentuk semi teater dan akan bercerita tentang sastra Mandar.

d. Pameran
Pameran produk budaya akan di bagi dalam 3 kategori;
1. Pameran Buku yang diikuti oleh pegiat literasi dan unsur akademisi Sekolah dan Perguruan Tinggi
2. Pameran UMKM produk budaya yang akan diikuti oleh pelaku UMKM dan Pemerintah Kecamatan se Kabupaten Majene. 8 Kecamatan Se Kabupaten Majene.
3. Pameran kuliner tradisional Mandar yang diikuti oleh pelaku kuliner tradisional yang ada di Kabupaten Majene dengan menampilkan dan menyajikan secara langsung jajanan khas Mandar.

e. Buku
Panitia Festival Sipamandar Majene 2022 bermaksud untuk membuat sebuah buku sebagai karya artefak peninggalan Festival Sipamandar Majene bagi generasi.
Buku ini berisi tentang sejarah, budaya, seni dan sastra Mandar.

E. Pelaksana Kegiatan
Festival Sipamandar Majene dilaksanakan oleh kolaborasi komunitas pegiat budaya, seni, literasi, lingkungan, sosial, fotografi dan film di Kabupaten Majene didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene sebagai unsur pemerintah. Panitia ini terbagi dalam beberapa Bidang kerja untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan Festival Sipamandar Majene 2022 dan Pekan Kebudayaan Daerah Kabupaten Majene 2022 dan telah disahkan dalam Surat Keputusan Bupati Majene.

Bidang kerja memiliki tugas dan tanggung jawab masing – masing sebagai berikut;
1. Bidang Kuratorial
a. Menyusun konsep dan brand Festival SIPAMANDAR Majene
b. Menetapkan nama Festival SIPAMANDAR MAJENE 2022 sebagai nama kegiatan Indonesiana 2022
c. Menetapkan Tema “Loa To Matua’ sebagai tema Festival Sipamandar Majene 2022 dengan basis Sastra Mandar
d. Menetapkan Yel – yel “Sipamandar = LoaTongang, Loa Tomatua, Loa nipara’bue’.
e. Mengarahkan Tim Kerja dalam pelaksanaan Festival Sipamandar Majene 2022
2. Bidang Pengelolaan Pengetahuan
a. Melakukan pendokumentasian kebudayaan, secara artefak, pelaku, lembaga dan nilai budaya Sastra Mandar yang ada di Kabupaten Majene
b. Menyusun konsep / draft Buku sastra Mandar
c. Mencetak buku sastra Mandar
3. Bidang Komunikasi Publikasi
a. Membuat konten-konten publikasi dan promosi dalam bentuk foto dan video
– Teaser Film Festival Sipamandar Majene 2022
– Video Klip kegiatan
– Foto – foto kegiatan
b. Membuat konten testimoni para Pejabat atau Tokoh Budaya
c. Mengelola dan membuat publikasi cetak
– Baliho
– Spanduk
d. Mengelola publikasi Media Sosial, FB, IG dan YT
e. Membuat website Festival Sipamandar Majene
f. Menjalin kerjasama dengan Pihak2 Publikasi
– Dinas INFOKOM Majene
– ORARI Lokal Majene
– TVRI SulBar
– RRI SulBar
– Radar SulBar
4. Bidang Manajemen Produksi
a. Merancang konsep acara (Waktu, tempat dan kegiatan) dalam bentuk pagelaran dan rangkaian acara Festival Sipamandar Majene 2022
b. Menetapkan waktu acara pada Tanggal 20 – 27 Agustus 2022
c. Membuat acara pembukaan pada tanggal 20 Agustus 2022 sekaligus Seminar Budaya
d. Merancang konsep pagelaran malam puncak pada tanggal 27 Agustus 2022 yang di isi dengan medley hasil kegiatan selama Festival Sipamandar Majene 2022
e. Merancang dan membuat serta menyiapkan panggung pagelaran
– Pembukaan di Gedung Boyang Assamalewuang
– Pementasan malam Apresiasi Budaya di Gedung Boyang Assamalewuang
– Pagelaran Malam Puncak di Gedung Boyang Assamalewuang
f. Membuat Theme Song / Lagu Tema Festival Sipamandar
g. Membuat Script dan tata musik untuk Film Teaser Festival Sipamandar
5. Bidang Pengembangan Budaya
a. Mengelola kegiatan peningkatan kapasitas dalam bidang kebudayaan
b. Merancang dan membuat konsep kegiatan Konvensi, Seminar, workshop dalam Festival Sipamandar Majene 2022
c. Melaksanakan kegiatan Seminar, workshop, Lokakarya Festival Sipamandar Majene 2022
d. Melaksanakan kegiatan Apresiasi / Lomba – lomba Festival Sipamandar Majene 2022
6. Bidang Kewirausahaan dan Pengelolaan Jejaring
a. Melakukan kegiatan – kegiatan yang bersifat wirausaha untuk swakelola dana Festival Sipamandar
– Pembuatan dan penjualan merchandise
– Pembuatan dan penjualan baju kaos dan sejenisnya
– Pengeloaan dan penjualan ragam kuliner tradisional
b. Mengelola kegiatan Pameran UMKM
c. Mengelola kegiatan Pameran Kearifan Tradisional (Pangan, Sandang, Papan)
d. Mengelola kegiatan Pameran Buku dan Produk turunan Sastra Mandar
e. Melakukan kerjasama dengan para pihak potensi donatur
f. Melakukan kerjasama dengan para pihak pendukung Festival Sipamandar 2022.

Festival SIPAMANDAR Majene 2022 dan Pekan Kebudayaan Daerah Majene 2022 dilaksanakan dengan sumber pembiayaan APBN melalui program Falatform Indonesiana, Platform Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia dan APBD Kabupaten Majene Tahun Anggaran 2022 DPA Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene.

Rekomendasi Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button