Sekdaprov: Kita Fokus Percepatan Pendataan Rumah ‘Warga Rusak

 

Majene – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat, yang juga Sekretaris Satgas Penanganan Bencana Gempa Bumi Sulbar, Muhammad Idris, menyampaikan jajarannya tengah fokus percepatan proses pendataan jumlah rumah warga yang rusak akibat gempa bumi besar dengan kekuatan magnitudo 5,9 dan magnitudo 6,2 mengguncang beberapa hari lalu.

Gempa bumi ini berdampak serius di dua kabupaten, yakni di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, dengan merusak bsngunan pemerintah dan masyarakat.

“Bencana alam di dua kabupaten telah memasuki pekan ketiga dan kemudian pemerintah melakukan penambahan waktu masa tanggap darurat,” kata Sekdaprov Sulbar, Dr. Muhammad Idris di Mamuju, Jum’at, 29/1/2021.

Sekdaprov menambahkan, tim pendataan rumah warga yang rusak telah bekerja dan Insya Allah, data yang diperoleh ini akan kita laporkan ke pemerintah pusat dalam hal ini melalui BNPB.

Demikian pula disampaikan Kepala BPBD Sulbar, Darno Majid, bahwa tim telah memulai proses pendataan untuk mempercepat bantuan perbaikan rumah-rumah penduduk di Majene maupun di Mamuju.

Sebelumnya, Menko PMK menyebut penanganan bencana gempa di Kabupaten Mamuju dan Majene yang telah dilakukan oleh petugas lapangan sudah berjalan dengan baik.

“Secara umum kesan saya penanganan bencana gempa di Majene dan Mamuju sudah sangat baik, dan penanganan di tingkat pengungsi saya kira sudah sangat bagus,” ujar dia usai mengecek posko pengungsian warga terdampak gempa di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

Menko PMK mengapresiasi penanganan pengungsi yang memerhatikan dengan baik kebutuhan perempuan dan anak. Seperti posko pengungsian di Kabupaten Majene, terdapat perlakuan khusus untuk pengungsi perempuan, seperti ruangan khusus untuk ibu menyusui. Ada pula ruang khusus untuk perempuan lansia.

Menko Muhadjir menjelaskan, di suasana bencana seperti ini, perhatian dan jaminan perlindungan untuk perempuan dan anak sangat penting untuk dilakukan.

“Kita ingin membangun paradigma baru dalam penanganan bencana yaitu perempuan dan anak harus diutamakan,” tuturnya.

“Terima kasih juga kepada Forkompimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), masyarakat, termasuk BPMBPD (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa) yang telah bekerja sama bahu membahu menangani gempa ini,” ucapnya.

*Kerugian Rp 233 Miliar*

Gempa bumi di Sulawesi Barat berdampak cukup serius. Berdasarkan data penanganan bencana dari Pemprov Sulbar per 26 Januari, tercatat korban meninggal dunia 108 jiwa, korban hilang 3 orang, luka berat 426 orang, luka sedang dan ringan 2943 orang.

Banyak rumah warga yang rusak, infrastruktur seperti jembatan, jalan penghubung rusak parah, jaringan listrik padam. Nilai kerugian di Kab. Mamuju mencapai Rp 120 miliar dan nilai kerugian di Kab. Majene mencapai Rp 113 miliar.

Terkait kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi, Menko PMK mengatakan, pemerintah akan melakukan rehabilitas dan rekonstruksi secara bertahap pasca masa pemulihan tanggap darurat bencana saat ini.

“Nanti kita akan identifikasi infrastuktur yang rusak, kemudian perumahan penduduk yang rusak, fasilitas umum yang rusak itu akan kita identifikasi,” ujarnya.***

Penulis Acho Antara

Rekomendasi Berita

Back to top button