Survei Litbang MS: Keterpilihan AST-ARIS Kalma Di Pilkada Majene Makin Tak Terbendung

Majene – Tak lama lagi, pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak telah berada digerbang detik-detik paling mendebarkan jelang puncak pertarungan politik 9 Desember 2020. Momentum politik kali ini tentu menjadi saksi pundamental lahirnya calon pemimpin terbaik yang selama ini begitu merindukan hadirnya sosok pemimpin melayani, khususnya masyarakat di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

Dari dua pasangan calon (Paslon) kepala daerah yang telah terdaftar sebagai kandidat resmi yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka figur pasangan calon bupati dan wakil bupati Majene, Andi Achmad Syukri Tammalele bersama Arismunandar Kalma (AST-Aris) makin tak terbendung menerima dukungan dari berbagai elemen masyarakat yang tersebar di delapan kecamatan dan 82 desa/kelurahan di Bumi Assamallewuang ini. Calon penantang nomor urut dua dengan Visi Unggul-Mandiri & Religius mampu menguasai tingkat keterpilihan dengan membangun narasi politik identitas melalui semangat perubahan. Sedangkan paslon nomor urut satu, Patmawati-Lukman dengan jargon “Lanjutkan MP3 (Majene Profesional-Produktif & Pro Aktif), terlihat gagal membendung isu politik identitas serta gagal meyakinkan responden atas narasi politik lanjutkan MP3.

Berdasarkan hasil Survei  Litbang Mediasulbar.com (Survei Litbang MS) dengan metode melakukan jejak pendapat terhadap 1.000 responden atau pemilih yang tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Majene, terkait figur pilihan tepat dan layak didukung oleh masyarakat pada gelaran pilkada Majene pada tanggal 09 Desember Tahun 2020.

Jejak pendapat yang dilakukan tim Litbang Mediasulbar.com dimulai sejak 01 September hingga 14 Oktober tahun 2020. Wawancara tatap muka ini tentu menjadi sampel guna mengukur, menilai respon publik terhadap pilihan tepat yang layak didukung dari dua paslon yang berlaga di Pilkada tahun ini. Meski hasil jejak pendapat ini belum bisa dijadikan dasar bahwa pilihan responden itu tetap bertahan hingga proses pemungutan suara, karena puncak pemilihan tersisa dua bulan kedepan, akan tetapi hal ini menjadi gambaran umum atas responden masyarakat terkait figur calon bupati dan wakil bupati Majene yang layak dipilih.

Hasil analisis ini menyasar pemilih minimal berusia 17 tahun keatas dengan mendatangi 1.000 respon di delapan kecamatan dari 82 desa dan keluarahan. Dari 1000 orang yang memberikan tanggapan, maka pasangan nomor urut dua Andi Achmat Syukri Tammalele-Arismunandar Kalma (AST-Aris) lebih banyak menjatuhkan pilihannya selaku pemimpin paling layak dipilih pada momentum Pilkada 9 Desember 2020, dengan raihan angka sebanyak 45 persen atau setara 450 orang responden.

Sedangkan pasangan nomor urut satu, Patmawati-Lukman (Palu) juga mendapatkan respon terkait sosok yang layak dipilih di pilkada itu, hanya mampu merebut angka 25 persen atau setara 250 responden. Sedangkan responden yang sama sekali tidak memberikan tanggapan karena tidak punya pilihan di pilkada ini angkanya cukup besar yakni 30 persen atau setara 300 pemilih. Responden ini enggan memberikan tanggapannya tapi mereka tidak akan golput di Pilkada. Hanya saja, responden ini sulit menentukan figur paslon yang layak dipilih karena rata-rata pemilih ngambang ini rupanya belum mengenali rekam jejak calon akibat kurang mendapatkan informasi yang detail sejauh mana visi misi dari dua kandidat paslon yang nantinya mereka pilih di Pilkada Majene tahun ini.

Jika merujuk hasil penelitian Litbang Mediasulbar.com, maka pemilih mengambang atau undecided voters masih ada potensi 30 persen responden ini bisa dijadikan ladang garapan untuk merebut suara oleh masing-masing tim pasangan calon dengan membangun narasi kebaharuan. Misalnya, paslon urut Satu bisa membangun narasi meyakinkan keberhasilan program MP3 sesuai semangat jargon “Lanjutkan”. Begitupun paslon nomor urut dua bisa merebut pemilih undecided voters, dengan cara tetap gencar menyuarakan arah perubahan kebijakan dengan memberikan jaminan bagi pekerja lokal dan perluasan akses lapangan kerja.

Nah, jika dibuat skenario suara liar ini diborong habis oleh paslon nomor urut satu, maka paslon Patmawati-Lukman masih punya kans besar melampaui hasil responden yang didapatkan paslon nomor urut dua dengan angka 45 persen itu. Tetapi, tingkat keterpilihan paslon AST-Aris selaku calon penantang pun justeru mengalami peningkatan. Apalagi, sisa waktu pemilihan itu tersisa kurang lebih 60 hari dari sekarang. Kinerja tim paslon nomor urut dua dimasa kampanye malah semakin tancap gas dengan membangun narasi politik identitas. Narasi politik identitas ini mampu menarik pemilih yang masih mengambang sehingga trend keterpilihannya pun makin tak terbendung dibandingkan kubu paslon nomor urut satu yang malah trendnya  sulit bergerak naik setelah Patmawati menggantikan posisi suaminya sebagai calon bupati berpasangan dengan Lukman selaku calon wakil bupati. (Litbang Mediasulbar.com)

Rekomendasi Berita

Back to top button