Urban Regeneration, Mobility Resilience, Good Health and Well Being hingga Collaborative Response
Jakarta, 15 Desember 2021 – Gelaran akbar Festival Kolaborasi Jakarta (FKJ) memasuki hari kedua. Kegiatan yang melibatkan berbagai pihak dari berbagai sektor dan industri ini telah diselenggarakan mulai tanggal 14 hingga 16 Desember 2021. Mengusung tema Rise of Resilient and Liveable City kegiatan yang akan dilangsungkan secara virtual ini akan menjadi wadah yang mengakomodasi kolaborasi yang sudah ada sekaligus merangkul kolaborator baru yang memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap kemajuan kota Jakarta dan warganya.
Sebelum masuk ke acara inti, berbagai rangkaian kegiatan pre-event pun telah dan sedang digelar sejak bulan Oktober yang lalu, di antaranya adalah Indonesian Contemporary Art & Design 2021, Tik Tok Challenge, Yel Yel wilayah, Kompetisi Foto Mural, festival #IniJakarta, Jakarta Zona Meriah, Pop Art Jakarta hingga Festival Kerja Bakti
Festival Kolaborasi Jakarta dapat diakses secara gratis oleh masyarakat melalui platform Youtube CNN Indonesia, Youtube Pemprov DKI Jakarta, serta livestream dari website CNN Indonesia. Informasi terkait agenda kegiatan dapat diakses melalui http://www.festivalkolaborasijakarta.com”>www.festivalkolaborasijakarta.com dan Instagram @festivalkolaborasijakarta.
Setelah kemarin telah berlangsung hari pertama Festival Kolaborasi Jakarta, melalui bincang komunitas serta diskusi panel tentang tema lingkungan, manajemen sampah, dan ekonomi kreatif dengan latar belakang narasumber yang beragam, mulai dari perwakilan pemerintah DKI Jakarta, swasta hingga organisasi. Hari ini, FKJ mengusung berbagai diskusi Urban Regeneration, Mobility Resilience. Menariknya masing-masing topik ini diwakilkan oleh beberapa perspektif dan sudut pandang dengan latar belakang pembicara yang berbeda, berkolaborasi wujudkan Kota Tangguh.
Regenerasi Perkotaan Menuju Kota Tangguh, menjadi topik pembahasan disesi pertama hari ini, bagaimana kolaborasi yang bersinergi untuk mewujudkan tata kota yang baik, membebaskan Indonesia bebas kumuh Adapun beberapa narasumber kita adalah Sulistyaningrum, selaku KABID Permukiman DPRKP (Prov. DKI Jakarta), melalui bincang kolaborasi ini menegaskan bahwa butuhnya dukungan tidak hanya dari pemerintah saja, namun dari berbagai institusi dan masyarakat secara luas. Pendekatan strategi untuk mewujudkan penataan kota yang baik dibagi menjadi dua tahap, mulai dari explain plan sebagai tahap pertama dan collaboration implementation program sebagai tahap kedua. Salah satu wujud kolaborasi yang dapat dijadikan contoh adalah “Kawasan Kampung Susun Aquarium”, masyarakat, warga setempat dan pemerintah bergerak bersama mulai dari penyusunan perencanaan hingga eksekusi. “Saat ini, Kawasan Kampung Susun Aquarium telah terhuni sebanyak 107 unit, hal ini bisa menjadi contoh kolaborasi yang baik untuk mewujudkan Kota Tangguh, gerak bersama untuk mencapai tujuan.”
Selain itu, hadir pula Yu Sing Chief Executive Officer of Studio Arsitek Akanoma yang membahas mengenai penataan Kampung Susun Produktif di Bukit Duri. Kemudian, bincang komunitas sesi 1 ini dilengkapi oleh Rita Padawani, Associate Professor di Singapore University of Social Science. Bersinergi, kolaborasi dalam membangun kota Tangguh.
Membangun Kembali Sistem Transportasi Menuju Mobilitas Perkotaan “Mobility Resilience” Menjadi topik diskusi perbincangan pada sesi kedua hari ini, dengan berbagai narasumber Achmad Izul,Director of Service and Development Transjakarta. Seceretary General of Masyarakat Transportasi Indonesia dan selaku Coordinator of Koalisi Pejalan Kaki.
Topik ketiga dalam diskusi kolaborasi ini membahas tentang Kesehatan Bukan Hanya Tentang Ilmu Kedokteran Good Health and Well Being”.strong>Bicara mengenai Kesehatan bukan hanya mengenai ilmu kedokteran, bagaimana membentuk gaya hidup sehat dan menerapkan ke dalam keseharian sehingga menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat.
Kolaboratif Penanganan Pandemi Covid-19 Collaborative Response”, pembahasan menarik disesi terakhir diskusi ini bagaimana pemerintah dan institusi serta komunitas dengan menghadapi gelombang kedua Covid-19. Ulasan diskusi ini diperkaya dari masing-masing sisi melalui beberapa narasumber, Novita Dewi CEO Jakarta Experience Board, Director of Jakarta Smart City, Department for Communication, Informatics and Statistic DKI Jakarta Province dan Catharina Widjaja Vice Chairwoman of Ikatan Alumni Serviam Seluruh Indionesia (IASSI).
Festival Kolaborasi Jakarta dapat terselenggara dengan baik berkat kolaborasi Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Biro Kerja Sama Daerah dan Yayasan Irama Nusantara serta Jakarta Experience Board, dan didukung oleh Jaya Konstruksi. Nantikan juga diskusi bincang komunitas esok hari dengan topik dan narasumber yang menarik.**”
Penulis Release
Produksi by media Sulbar.com