Viral, Tiga Satpam Dirumahkan Menuai Kecaman
Majene – Jadi viral, betita tiga anggota Satpam yang selama ini bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dirumahkan tanpa alasan yang jelas dari pihak Direktur rumah sakit setempat.
Sejak berita ditayangkan, jumlah pembaca berita tembus diangka 20 ribu lebih orang dengan judul Diduga Imbas Cegat Istri Bupati, Tiga Anggota Satpam RS Majene Dirumahkan.
Hanya dalam waktu 24 jam, jumlah orang yang mengungjungi portal mediasulbar.com terus bergerak naik hingga hari ini, Minggu, 10/5.
Beragam kecaman dari berbagai warga net di media sosial. Berikut beberapa ciutan warga medsos yang dihimpun redaksi melalui akun Facebook:
Nabhan Pamassangi
Perlu di pertanyakan dipecat krn apa. Sewaktu menandatangani kontrak kerja apa kewajiban dari pengguna jasa satpam, dan apa tugas dan tanggungjawab satpam, kalau ada kekeliruan Satpam hrs terlebih dahulu mendpt warning minimal 2 kali secara administrasi, dan kalau diberhentikan pengguna jasa Satpam hrs memberikan pesangon dpt dilihat dgn merujuk uu depnaker, jika ada pelanggaran laporkan sama ombusman.
Tapi jika dikontrak kerja yg ditanda tangani kedua belah pihak pengguna jasa Satpam dan petugas satpam tdk ada pemberian pesangon krn buruh lepas, maka paling tdk rasa kemanusiaanya pengguna jasa satpam tsb, akan tetapi jika ada pelanggaran petugas Satpam sesuai apa tertuang dikontrak kerja, maka hak petugas Satpam gugur dgn sendirinya.
Muh Salim
Inilah derita org yg rapuh, mereka cumah bisa pasrah, dan berharap. Karna mereka sadar di mana mereka berpijak. Andaikata hati kecil biasa berkata atau berbisik seperti orang yg bisa didengar kata/ tuturanx pasti akan bersuara. Dan mungkin ia akan berucap JANGAN kasihan mereka, mereka tulang punggung keluarga kecilnya walau tak seberapa ia dapat. Hidup dan kehidupan marikita hadapi dengan bijak dan berpikiran yg mungkin bisa jadi tuntunan atau panutan buat org banyak.🙏🙏🙏
Abdul Wahab Usman
Seorang penguasa yg salim akan ada dampak yg sangat besar ,perhetalan politik.dimjn tinggal.menghitung bulan seprtinya gorengan ini akan sangat luar biasa,bisa jadi ini alamat kekalahan hanya Allah yg punya rahasia
Abdul Rahim
Kalau itu benar, maka itu jelas-nyata tindakan arogan, angkuh, otoriter, tak berperikemanusiaan. Masa orang yang lagi menjalankan Protap Covid-19 malah diberikan sanksi. Jika sekiranya status di atas ada unsur politisnya, maka demi Allah, saya merespons di luar konteks itu, tetapi bagi saya, siapapun dia, orang seperti itu tak boleh memegang jabatan strategis karena sangat berbahaya. Gaya seperti itu sudah ketinggalan karena sangat norak dan kampungan. Bagi saya, siapapun yang bertindak seperti itu, sangat patut dikecam. Kebayang tidak, bahwa yang dipecat (sekali lagi, kalau benar) itu adalah tumpuan harapan keluarganya? Pasanna to dzi oloq ta, tenna mala dzi dinyawai/ dipatuo toeq, iya tudzua pa. Da mo tia rupa tau.
Sebelumnya, diberitakan bahwa tiga anggota Satpam yang selama ini bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dirumahkan tanpa alasan yang jelas dari pihak Direktur rumah sakit setempat.
Berdasarkan hasil penelusuran oleh tim mediasulbar.com terungkap bahwa pemberhentian tiga anggota Satpam ini diduga kuat imbas setelah mencegat istri Bupati Majene, FM yang hendak menjenguk salah seorang pasien.
Satpam yang tidak mengenal FM ini berani mencegat karena ikut menjalankan protap. Tapi saat mengetahui yang dicegat adalah istri Bupati, maka mereka berusaha meminta maaf. Namun Satpam makin grogi karena ketiganya tidak dimaafkan dan malah diabadikan gambar ketiga satpam yang saat itu bertugas.
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 15 April 2020 dan diistirahatkan sejak tanggal 16 April 2020. Ketiga satpam diminta untuk menunggu panggilan oleh direktur pada tanggal 1 Mey 2020, namun hingga kini belum jelas nasib ketiga satpan yakni Irwan, Hajar dan Syukur.
“Kami belum tahu alasan pemecatan terhadap kami. Yang jelasnya, pemberhentian terjadi setelah peristiwa pencegatan istri Bupati FM. Biasanya, bila ada kesalahan maka diawali dengan surat teguran atau peringatan, tapi ini kami langsung diistirahatkan tanpa penjelasan dari pimpinan,” kata IR salah seorang korban yang diistirahatkan oleh Direktur RS kepada media Sulbar.com di Majene, Sabtu, 9/5.
Irwan mengaku pasrah atas pemberhentian yang dijalankan pihak RS, meski ditengah ekonomi terpuruk akibat pandemi virus Corona.
“Yach..kami sudah menganggur sudah lebih sebulan. Kami belum bisa mencari pekerjaan akibat virus Corona yang belum berakhir,” terangnya.
Pihak Direktur RSUD Majene yang hendak ditemui juga belum berhasil dan pesan WhatsApp juga belum dijawab. Berita ini akan dilakukan ferivikasi pada edisi siar lanjutan.***