Wabup Mamuju Resmikan Gedung Geraja
Mamuju – Melalui pengguntingan pita, Wakil Bupati Mamuju H. Irwan SP Pababari, secara simbolis telah meresmikan Gedung Gereja Kristen Sulawesi Barat Jemaat “Imanuel” Sandana, Kamis, 27 /07/17 (kemarin),
Peresmian Gedung Gereja Imanuel tersebut telah di laksanakan di Dusun Mariri, Desa Sandana, Kecamatan Tommo dan di hadiri beberapa Pendeta dari Gereja lain, beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Serta salah satu Anggota DPRD Kabupaten Mamuju.
Pada kesempatan kali ini Wakil Bupati Mamuju, Irwan SP Pababari dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan berbagai jenis suku agama yang mendiami Kabupaten Mamuju ini, telah melahirkan kepercayaan beragam, namun dari perbedaan ini tidak lantas membuat masyarakat di Mamuju menjadi berbeda dalam semua hal.
“Buktinya hingga saat ini kita senantiasa masih mampu menjaga kerukunan antar suku maupun antar agama, dan bahkan sampai saat ini Sulawesi Barat berada di enam besar dalam menjaga kerukunan antar umat beragama”. Pungkasnya
Irwan juga menjelaskan bahwa Pemerintah yang saat ini ia pimpin bersama Pak Bupati Mamuju H. Habsi Wahid, menetapkan sector ke Agamaan sebagai salah satu strong point kebijakan pembangunan yang tertuang dalam salah satu misi yang akan mereka prioritaskan beberapa tahun kedepan, yakni mewujudkan mamuju sebagai daerah terbuka, ramah, aman dan nyaman.
“Olehnya itu untuk mewujudkan ini semua saya bersama pak Bupati secara bertahap terus berupaya membangun sector ini, baik dari fisik maupun mental yang terus di benahi, karena kami yakin persoalan Agama adalah salah satu pondasi awal yang akan menyokong keberhasilan sektor-sektor lainnya yang akan terus kami dorong untuk Daerah ini”. Jelasnya.
Sementara itu ditempat yang sama Pendeta Robert P Borrong, selaku Orang Tua di Dusun Sandana mengatakan bahwa Gedung Gereja ini merupakan sebuah simbol dari persatuan baik dari keluarga Gereja maupun dari keluarga sandana.
“Untuk itu saya selaku orang tua di keluarga sandana ini menekankan kepada seluruh warga masyarakat disini kalau Gereja ini sudah kita bangun jangan dibiarkan sepi, tetapi bangunan ini harus kita gunakan sesuai dengan fungsinya seperti tempat kita belajar, saling mengingatkan dan membangun kebersamaan, karena terkadang sy perhatikan terutama anak muda lonceng sudah berbunyi tetapi mereka belum mandi bahkan belum bangun”. Tuturnya
Lanjut Robert mengatakan di tempat ini juga sebenarnya kita bisa menjaga diri agar tidak mudah terbawa arus oleh modernisasi yang bisa saja meracuni pikiran kita semua, daya juang kita, etos kerja kita semuanya akan merosot.