Positif Terinfeksi Corona, Warga Asal Majene di Rujuk ke RS Mamuju
Majene – Kasus wabah virus Corona (Covid-19) yang hingga sekarang ini kian menjadi momok menghawatirkan oleh seluruh lapisan masyarakat dunia. Virus yang awalnya menghantan warga Whuhan, Cina ini seketika menjelma sosok virus yang paling ditakuti lantaran penyebarannya lebih cepat dari manusia ke manusia. Jika selama ini kota Majene, Provinsi Sulawesi Barat, masuk dalam zona hijau kasus virus Covid-19, namun predikat itu terancam masuk zona daerah yangrawan penyebaran setelah seorang santri warga Majene yang baru pulang dari Bogor dinyatakan positif terinfeksi virus corona atau Covid-19. Pasien ini merupakan yang pertama positif Covid-19 di Sulawasi Barat.
Kepala Dinas Kesehatan Majene, dr Rahmat Malik memastikan santri tersebut positif Covid-19 setelah hasil tes dari RS Unhas keluar. “Ini sudah valid. Sudah ada penyampaian dari RS Unhas, secara otentik kami belum terima suratnya. Tetapi saya sudah kontak dengan direktur RS Unhas,” kata Rahmat kepada media di Majene, , Minggu, 29 Maret.
Kronologisnya, kata dia, pada waktu dari Bogor pasien menjalani screaning di bandara. Saat itu suhunya 38,5 derajat, kemudian dibawa ke RS Unhas. Saat dirawat di RS Unhas, kata Rahmat, kondisi pasien membaik sehingga dizinkan pulang oleh dokter.
Namun dalam perjalan pulang ke Majene, hasil tes swap pasien keluar dan dinyatakan positif Covid-19. “Dalam perjalanan ke Majene, ternyata keluar hasil di Makassar positif dari RS Unhas. Keluarga korban tiba di kediamannya pada, Sabtu, malam, 28 Maret 2020,” urainya.
Berdasarkan informasi yang diterima dari tim Dokter Unhas terkait pasien asal Majene yang dinyatakan positif, langsung dilakukan penanaganan dengan menerjungkan tim kesehatan ke kediamanan korban yang telah divonis terjangkit Covid-19.
Terrpisah, Ketua Tim Tugas Corona Virus Disease (Covid-19) Majene, Ilhamsyah yang dihubungi mediasulbar.com juga mengakui jika ada warga Majene telah di rujuk ke RS Regional Sulbar.
“Memang betul ada warga kami dirujuk ke RS Regional Sulbar setelah divonis oleh dokter RS Unhas, Makassar yang memang dari awal sempat ditangani di Makassar beberapa hari lalu.
“Itu anak santri sempat dirawat di RS Unhas. Tetapi, setelah merasa sudah pulih dan meminta pulang ke rumahnya bersama keluarganya yang ikut menjemput korban. Namun setelah tiba di kediamannya, tim mendapat informasi bahwa pasien asal Majene yang keluar di RS Unhas dinyatakan positif. Tetapi, hingga saat ini pemkab Majene belum menerima hasil uji labolatorium dari tim medis RS Unhas. Jadi, kami kbelum bias klaim positif sebelum hasil uji labolatorium kami terima. Meski demikian, kami bersama tim lainnya tetap melakukan pengawasan melekat, khususnya kepada kedua orang tua korban beserta kerabat lainnya untuk tidak keluar rumah untuk sementara waktu,” kata Alamsyah.
Alamasyah yang juga kepala BPBD Kabupaten Majene ini juga mengatakan, korban dirujuk ke RS Regional mengacu pasa Standar Operasional Pelayanan (SOP) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Memang ada pendapat mengapa korban malah dirujuk ke RS Regional di Mamuju yang selama ini termasuk zero Covid-19 atau zona hijau. Kenapa tidak dirujuk kembali ke RS Unhas Makassar yang sejak awal telah menangani korban dan bahkan telah menvonis positif berdasarkan hasil uji labolatorium. Terkait itu, maka ia selaku ketua Tim Tugas Penanganan Covid-19 berpandangan bahwa korban di rujuk ke Mamuju karena sudah sesuai SOP.***
Penulis: Acho/fjr