Tekan ATS, Dikbud Sulbar Sasar Ponpes Ihyaul Ulum DDI Baruga

 

MAJENE – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Barat, kembali menyasar Pondok Pesantren (Ponpes) Ihyaul Ulum DDI Baruga, Kabupaten Majene, sebagai rangkaian optimalisasi menekan jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) yang menjadi salah satu program prioritas pemerintah provinsi saat ini.

Sekalipun telah menurunkan angka tidak sekolah (ATS) Sulawesi Barat sekitar 15.000 anak dari 48.105 ATS sesuai data yang dirilis oleh BKKBN, namun demikian, Dikbud Sulbar terus membangun komunikasi dengan berbagai pihak guna menekan jumlah ATS di Sulbar,’ kata Kepala Dikbud Sulbar, Dr.H. Mithhar Thala Ali saat berada di Majene, Sabtu, 14/10/2023.

Sebelumnya, Dikbud Sulbar turut berkolaborasi dengan petinggi Rektorat Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) untuk misi penanganan ATS di Sulbar.

Kepala Dikbud Sulbar, H Mithhar dihadapan peserta Latihan Diklat Kepemimpinan yang diikuti santri santriwati baru memberikan pembekalan sekaligus memberikan pemahaman tentang Anak Tidak Sekolah di Provinsi Sulawesi Barat.

Mithhar yang juga mantan Kepala Disdikpora Majene ini menjelaskan tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan, maka pemerintah wajib memberikan layanan Pendidikan pada anak umur 6 tahun hingga 18 tahun. Artinya apa, bahwa bila ada anak tidak sekolah di negeri ini, pemerintah wajib hadir memberikan layanan Pendidikan, baik itu Pendidikan Formal (Sekolah/Madrasah) maupun Non Formal (PKBM: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat / Tempat Diklat/Kursus).

Itulah sebabnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, atas arahan Pj. Gubernur Sulawesi Barat yang diberikan tanggung jawab masalah penanganan ATS, tiada henti untuk bergerak melakukan upaya dalam mempercepat penyelesaian masalah ATS.

“Hari ini kita komunikasi dan menyepakati untuk bergerak Bersama dalam menyelesaikan masalah ATS. Kami sangat berterima kasih karena pihak Pengelola Pesantren yang diwakili oleh Ustadz Nur Salim Ismail, S.ThI. MH. yang langsung menyambut baik, karena kami sangat paham bahwa pondok pesantren itu sangat militan dalam menangani sesuatu,” ujar Mithhar.

Penulis Acho
Editor Redaksi

Rekomendasi Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button