Dana Terbatas, Disdikbud Sulbar Gelontorkan Dana ATS Miskin Sebanyak Rp 420 Juta

Mamuju-ATS [Anak Tidak Sekolah] salah satu masalah cukup serius yang kini dihadapi Pemprov Sulbar. ATS ini satu dari empat plus [4 +1] diantaranya, stunting, perkawinan anak, kemiskinan ekstrem, dan inflasi yang harus ditangani Pemprov Sulbar dengan serius.

Khusus untuk ATS Pemprov Sulbar telah menyiapkan langkah strategis melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan [Disdikbud] Sulbar.

Salah satunya penyediaan biaya pendidikan bagi ATS miskin sebesar Rp 420.000.000. Namun, aggaran sebesar Rp 420.000.000 dianggap masih sangat terbatas.

Anggaran ini katanya, Disdikbud Sulbar belum mampu mengcover semua ATS miskin yang ingin kembali bersekolah.

Belum lagi validasi dan verifikasi data ATS berkategori miskin perlu dilakukan untuk membuat prioritas ATS yang layak menerima dukungan biaya pendidikan.

Seragam dan perlengkapan sekolah itu akan diberikan kepada setiap ATS miskin yang kembali bersekolah, baik pada sekolah formal maupun non formal.

Kadis Dikbud Sulbar, Mithhar Thaha Ali menjelaskan, pemberian biaya pendidikan itu semacam pelecut bagi ATS miskin agar dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin untuk masa depan mereka.

Dia pun berharap, Pemkab dan Pemdes se Sulbar dapat melakukan hal serupa sebagai bagian dari kolaborasi yang harus terus berlanjut.

”Sebetulnya Pemerintah telah membebaskan biaya pendidikan alias gratis, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga jenjang pendidikan menengah [SMA] sederajat, kecuali pada satuan pendidikan yang dikelola oleh masyarakat [swasta],” kata Mitthar.

Namun, kata Dia, pembebasan biaya pendidikan yang dimaksud, tidak mengakomodir biaya personal bagi peserta didik, misalnya seragam dan perlengkapan sekolah, transportasi, alat tulis, buku tulis, dan biaya personal lainnya.

”Sementara dukungan biaya pendidikan yang akan kami berikan, diorientasikan untuk biaya personal siswa,” ungkapnya.

Mitthar juga mengungkapkan, tim penanganan ATS sedang melaksanakan tahapan awal verifikasi data ATS miskin yang layak mendapatkan biaya pendidikan di enam kabupaten.
Pelaksanaan verifikasi itu dibantu tim penanganan ATS dari sekolah, baik SMA, SMK, maupun SLB di seluruh wilayah Sulbar.

”Verifikasi administrasi awal telah dilaksanakan selama tiga hari, sejak 7-9 November 2023. Hari pertama di Kabupaten Mamuju dan Mamasa, hari kedua di Kabupaten Mamuju Tengah dan Polewali Mandar, serta di Kabupaten Pasangkayu dan Majene pada hari ketiga,” jelas Mitthar.

Menurut Mithhar, secara umum verifikasi dibagi dalam dua tahap, verifikasi administrasi dan verifikasi faktual di lapangan.

”Saya berharap, peringatan Hari Guru tanggal 25 November 2023 yang akan datang, dapat dijadikan momen gerakan kembali bersekolah,” pinta Mithhar.

Pada momen Hari Guru katanya, ingin menjadikan sebagai momen untuk semakin menggelorakan semangat penuntasan ATS di Sulbar.

Sekaligus dilakukan pemberian seragam dan perlengkapan sekolah serta biaya pendidikan kepada ATS yang ingin kembali bersekolah. ***(advedtorial)

 

 

 

Rekomendasi Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button