Dorong Percepatan Pengusulan TNI Latimojong

Makassar – Kawasan Latimojong merupakan jajaran pegunungan yang terdiri dengan beberapa puncak-puncak yang membentang dari selatan ke utara yang melintasi sejumlah wilayah administrasi Kabupaten yang secara geografis, berbatasan dengan Kabupaten Enrekang di sebelah barat, kemudian di sebelah utara Kabupaten Tana Toraja, lalu sebelah selatan adalah daerah Kabupaten Sidenreng Rappang dan di sebelah timur seluruhnya berbatasan dengan wilayah Kabupaten Luwu hingga di tepi pantai Teluk Bone.

Posisi geografisnya mempunyai topografi bergelombang dan bergunung yang menghasilkan potensi wisata alam seperti air terjun, pendakian gunung, serta beberapa wisata alam gua dan juga menjadi penyumbang air bersih bagi sejumlah area

“Selain memiliki sejumlah potensi wisata, pegunungan ini juga menjadi salah satu penyumbang air bersih dan menjadi catchmen area untuk sejumlah wilayah.

Pengusulan Taman Nasional (TN) ini tentunya mengarah pada upaya pengelolaan yang lebih spesifik dan professional untuk memastikan kelestarian ekosistemnya sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk masyarakat sekitar,” kata Asman saat menerima audiensi tim FFI dan BBKSDA Sulsel yang akan melakukan pelingkupan informasi awal untuk mendukung persiapan penyusunan Naskah akademik pengusulan TN Latimojong (10/2/2023).

Menurut Asman ditambahkannya, bahwa inisiasi pengusulan TN yang dilakukan ini tentunya akan jauh lebih baik apabila beberapa wilayah Kabupaten yang juga beririsan dengan pegunungan Latimojong ikut serta bersama-sama dalam proses pengusulan tersebut

“Kalau tidak salah ada beberapa wilayah Kabupaten yang cukup luas arealnya yang beririsan dengan Kawasan Latimojong ini selain Kabupaten Enrekang, ada juga Kabupaten Sidrap, dan Kabupaten Luwu. Bersama-sama dalam proses pengusulannya tentunya akan jauh lebih baik,” tambahnya

Pegunungan Latimojong juga menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati yang diduga masih banyak yang belum tersingkap. Jumlah studi keanekaragaman hayati di Kawasan ini relative masih sedikit jumlahnya, namun diketahui bahwa dari sembilan jenis Begonia, empat jenis diantaranya tersebar di lanskap pengunungan ini yakni Begonia prionota, Begonia rantemarioensis, Begonia torajana dan Begonia vermeulenii serta menjadi habitat dari faunan penting antara lain Anoa (Tedong Malilin), Rusa, Tarsius, Burung Rangkong dan Babi rusa (Babyrousa babyrussa)

Direktur Dit.RKK-KLHK, Munawir menambahkan bahwa dalam proses pengusulan TN, memang ada sejumlah tahapan yang perlu dilakukan antara lain diawal adalah kegiatan inventori ekologi, biologi, sosial budaya.

“Melalui kunjungan lapangan yang dilakukan oleh rekan-rekan FFI, BBKSDA dan KPH ini dalam rangka menyokong kebutuhan data, tentunya akan sangat membantu dalam proses pengusulan TN,” kata Munawir

Ia menambahkan bahwa setelah melakukan eksplorasi data secara komprehensif dari berbagai aspek, maka tahapan berikutnya adalah usulan dari Pemerintah Kabupaten pengusul tersebut mendapat rekomendasi dari Gubernur Sulawesi Selatan kemudian diteruskan oleh Gubernur kepada pihak Kementerian untuk penunjukan Kawasan yang sebelumnya adalah Kawasan Hutan Lindung berubah menjadi Kawasan konservasi yakni ditunjuk sebagai kawasan Taman Nasional.

“Salah satu manfaat penunjukan Kawasan Taman Nasional adalah manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat karena basis pengelolaannya adalah masyarakat, selain itu peluang bantuan dan perhatian dari lembaga internasional juga besar, salah satunya seperti apa yang akan dilakukan oleh rekan-rekan dari tim FFI yang rencananya akan melakukan kunjungan lapangan untuk menunjang data-data yang dibutuhkan dalam proses pengusulan Kawasan,” tambahnya

Menurut Project Manager Fauna & Flora International’s Indonesia Programme Wilayah Sulawesi, Fardi Ali Syahdar, bahwa dari sekian puncak yang berjejer di pegunungan ini, dimana puncak gunung tertingginya bernama Rante Mario yang memiliki ketinggian 3.430 meter dari permukaan laut dan menjadi puncak gunung tertinggi di daratan pulau Sulawesi, namun hingga saat ini menjadi satu-satunya puncak tertinggi di pulau besar yang belum mendapatkan status Taman Nasional

“Dibalik kekayaan keanekaragaman hayatinya, potensi pariwisata dan fungsi ekosistem lainnya, hanya gunung Latimojong yang menjadi puncak tertinggi di pulau Sulawesi yang belum menjadi Taman Nasional. Harapannya, melalui hasil pengamatan tahap awal ini, setidaknya kita akan mendapatkan gambaran awal kondisi areal pengusulan dari sejumlah aspek sehingga dapat mendukung proses penyusunan naskah akademik pengusulan TN Latimojong,” kata Fardi

Sebelumnya diketahui, rapat koodinasi antar para pihak dengan Pemkab Enrekang ini dihadiri oleh Wakil Bupati Enrekang, Sekda, Asisten 2, sejumlah pimpinan OPD dan juga dari Dit.RKK-KLHK, Kepala BBKSDA Sulsel, serta Guru besar Kehutanan Unhas Ngakan Putu Oka.

Rapat koordinasi tersebut merupakan rangkaian dari rencana kunjungan lapangan dalam rangka upaya pelingkupan data dan informasi awal di areal pengusulan yang merupakan kerjasama antara BBKSDA Sulsel dengan FFI. Kunjungan lapangan tersebut juga diketahui akan diikuti oleh personil KPH Mata Allo dan warga setempat yang akan focus pada data biodiversity, sosial dan budaya serta data dan informasi pendukung lainnya.**

Penulis: Wandi

Rekomendasi Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button